TRIBUNNEWS.COM - Mesir kembali menolak kehadiran Israel di sepanjang wilayah perbatasan Rafah di Jalur Gaza dan Sinai, Mesir.
Militer Israel sebelumnya mengklaim telah menduduki Koridor Philadelphia sepanjang 14,5 km, yang membentang antara perbatasan Jalur Gaza-Mesir sejak Mei lalu.
"Mesir menegaskan kembali kepada semua pihak terkait penolakannya terhadap kehadiran Israel di (sisi Palestina) penyeberangan Rafah atau Koridor Philadelphia yang direbut Israel pada bulan Mei," kata sumber informasi Mesir kepada surat kabar Al-Qahera, Senin (26/8/2024).
Koridor Philadelphia adalah zona penyangga demiliterisasi di sepanjang perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir.
Sebelumnya, Mesir menolak tuduhan militer Israel yang mengklaim ada terowongan Hamas di Koridor Philadelphia dan menjadi alasan Israel untuk tetap menduduki perbatasan tersebut.
Pendudukan Israel di Koridor Philadelphia menjadi salah satu topik penting dalam negosiasi Israel-Hamas yang ditengahi Mesir, Qatar, dan sekutu Israel, Amerika Serikat (AS).
"Mesir mengelola mediasi antara kedua pihak, Hamas dan Israel, sesuai dengan keamanan nasionalnya dan apa yang melindungi hak-hak rakyat Palestina," ujar sumber Mesir itu, seperti diberitakan Aawsat.
Sumber tersebut mengatakan Mesir sedang melakukan upaya maksimal untuk membawa kedua pihak mencapai konsensus, dan mengoordinasikannya dengan mediator lain, Qatar dan AS.
Selama berbulan-bulan, AS, Qatar, dan Mesir menjadi penengah dalam pembicaraan negosiasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.
Negosiasi itu termasuk memastikan pertukaran tahanan, gencatan senjata, mengizinkan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza, hingga penarikan tentara Israel dari Gaza.
Namun, upaya mediasi terhenti karena penolakan Netanyahu untuk memenuhi tuntutan Hamas guna menghentikan perang.
Baca juga: Israel dan Hizbullah Saling Serang, Mesir hingga PBB Desak Deeskalasi, Diminta Hentikan Tembakan
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 40.435 jiwa dan 93.534 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (27/8/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Aawsat.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel