TRIBUNNEWS.COM - Hampir 50 gadis muda di Pakistan dilaporkan telah dinikahkan demi uang.
Praktik ini marak terjadi ketika keluarga mereka berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup di daerah yang dilanda banjir di provinsi Sindh.
Setelah mengetahui insiden yang meresahkan ini, Ketua Menteri Sindh, Murad Ali Shah memerintahkan penyelidikan segera, VOA melaporkan.
Ia menyerukan agar faktor sosial, ekonomi, dan hukum yang berkontribusi terhadap pernikahan ini diselidiki secara menyeluruh.
Pernikahan Dini
Dikutip dari hasil Summary AI, pernikahan dini merupakan praktik yang terjadi di beberapa wilayah Pakistan.
Praktik ini berlangsung terutama di provinsi Sindh, akibatnya berdampak secara tidak proporsional pada anak perempuan.
Menurut laporan UNICEF tahun 2018,sekitar 18 persen anak perempuan di Pakistan menikah sebelum usia 18 tahun, yang merupakan angka terendah di Asia Selatan setelah Sri Lanka.
"18,3 persen anak perempuan di Pakistan menikah sebelum ulang tahun ke-18 mereka dan 3,6 persen menikah sebelum usia 15 tahun," papar laman resmi girlsnotbrides.org.
"4,7 persen anak laki-laki di Pakistan menikah sebelum usia 18 tahun," laman resmi itu menerangkan.
Namun, Pakistan memiliki angka pernikahan dini anak perempuan tertinggi keenam di dunia.
Beberapa alasan maraknya pernikahan anak di Pakistan antara lain:
Baca juga: Diberi Mahar Emas Palsu, Status Pernikahan Anak Camat dengan Pria Berseragam Sah? Ini Kata Penghulu
- Kemiskinan
Di rumah tangga berpenghasilan rendah dengan pendidikan terbatas, kemiskinan merupakan faktor pendorong utama.
- Tradisi dan adat istiadat
Tradisi dan adat istiadat yang mengakar kuat juga dapat berkontribusi terhadap terjadinya pernikahan anak.
- Kurangnya kesadaran
Kurangnya kesadaran dan akses terhadap pendidikan juga bisa menjadi faktornya.
- Kurangnya keamanan
Kurangnya keamanan juga dapat menyebabkan pernikahan anak.