Militer Israel Mau Setop Permanen Penggunaan Balon Mata-mata Sky Dew yang Dihantam Hizbullah
TRIBUNNEWS.COM - Militer Israel dan Kementerian Pertahanan dilaporkan tengah mempertimbangkan menutup total sistem balon mata-mata Sky Dew yang dihantam Hizbullah awal tahun ini.
"Pertimbangan ini mengingat “kerentanan” dan kesulitan perbaikannya," menurut laporan media Israel Hayom dikutip dari TC, Rabu (28/8/2024).
“Kementerian Pertahanan dan militer sedang mempertimbangkan untuk membatalkan proyek mahal tersebut dan menutup unit khusus tersebut. Alasannya: kerentanannya, biayanya, dan lamanya waktu perbaikan yang tidak masuk akal – sekitar dua tahun,” surat kabar tersebut melaporkan pada Rabu.
Baca juga: Israel Kekurangan Amunisi Level Kritis, Peluru Iron Dome Tak Memadai Tangkis Rudal Masif Hizbullah
Keputusan mengenai masalah tersebut kemungkinan besar akan dibuat dalam beberapa hari ke depan “sesuai dengan perubahan dan pembelajaran dari pelajaran perang,” kata seorang juru bicara militer Israel.
Israel Hayom mengatakan sistem Sky Dew dinonaktifkan selama berbulan-bulan sebelum perang karena “cuaca badai.”
“Sistem tersebut, yang mencakup platform udara yang dikembangkan oleh perusahaan Amerika TCOM dan sistem radar canggih yang dikembangkan oleh perusahaan Elta dari industri kedirgantaraan Israel, seharusnya memberi Israel kemampuan pelengkap untuk sistem deteksi dan sistem pertahanan udara Angkatan Udara,” harian tersebut menjelaskan.
Sky Dew dikembangkan bersama oleh Kementerian Pertahanan Israel dan Badan Pertahanan Rudal AS.
Pada November 2021, Angkatan Udara mengumumkan pengerahan sistem tersebut untuk mendeteksi ancaman di wilayah utara.
Sistem itu dipasang pada tahun 2022 setelah melalui proses pengembangan dan produksi yang panjang dan rumit. Saat itu, sistem itu dianggap sebagai salah satu aerostat terbesar di dunia.
Unit Tal Shamayim yang bertanggung jawab atas balon itu didirikan pada bulan Maret tahun itu. Menurut laporan itu, beberapa bulan sebelum Mei 2023, balon itu rusak akibat badai dan tidak dapat digunakan lagi.
Perbaikannya memakan waktu hampir dua tahun.
Balon itu diterbangkan ke udara pada Januari 2024 untuk membantu mendeteksi ancaman, tetapi belum dinyatakan beroperasi secara resmi.
Kemudian, pada Mei 2024, Hizbullah mengumumkan operasi serangan rumit yang menargetkan dan menjatuhkan balon mata-mata itu.
“Setelah terus melacak pergerakan balon mata-mata yang diterbangkan musuh di atas pemukiman Adamit untuk memantau dan memata-matai Lebanon, dan setelah menentukan lokasi pusat kendalinya, Hizbullah menargetkannya dengan senjata rudal,” kata Hizbullah pada 14 Mei.