News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Agresi Israel di Tepi Barat: Masjid Dibom, Rusak Saluran Air, Puluhan Tewas, Komandan Tulkarm Gugur

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kebakaran terjadi di sebuah masjid setelah menjadi sasaran pengeboman pasukan pendudukan Israel di Tubas, Tepi Barat.

Agresi Militer Israel di Tepi Barat: Masjid di Bom, Rusak Saluran Air, Puluhan Tewas, Komandan Tulkarm Gugur

TRIBUNNEWS.COM - Kamis (29/8/2024) pagi dini hari, Pasukan Pendudukan Israel (IDF) mengintensifkan operasi militer mereka di wilayah utara Tepi Barat, menargetkan beberapa kamp dan kota pengungsi Palestina.

Serangan terkoordinasi tersebut, yang kini telah memasuki hari kedua, telah menyebabkan banyak korban jiwa, luka-luka, dan kehancuran yang meluas.

Kamp pengungsi Nur Shams, yang terletak di sebelah timur Tulkarm, menjadi pusat serangan skala besar ini.

Baca juga: Tepi Barat Jadi Gaza Part 2, IDF Ultimatum Warga Tulkarm untuk Pergi dalam 4 Jam, Mau Serbu RS Jenin

IDF menghancurkan banyak rumah di dalam kamp, ​​​​menyebabkan kerusakan parah ketika mereka melakukan penggerebekan yang meluas.

Serangan terhadap Nur Shams ini merupakan bagian dari operasi militer yang lebih luas yang dimulai pada Rabu pagi, yang menargetkan kota-kota dan kamp-kamp Jenin, Tubas, dan Tulkarm.

Baca juga: Penyergapan Jenin Adalah Keajaiban Militer, Tanpa Terowongan Pun Tentara Israel Ambrol Bak di Gaza

Rusak Saluran Air

Di tengah operasi yang sedang berlangsung di kamp Nur Shams dekat kota Tulkarem, Tepi Barat, militer Israel mengakui merusak saluran air.

Hanya, IDF menyebut aksi tersebut dilakukan secara tidak sengaja.

"Selama aktivitas IDF untuk mengungkap alat peledak yang terkubur di bawah jalan di Nur Shams, pipa air secara tidak sengaja rusak," kata IDF.

IDF mengatakan sumber air lainnya masih tersedia bagi penduduk Nur Shams.

Selain itu, IDF membantah telah memerintahkan penduduk di daerah tersebut untuk mengungsi.

"Pasukan IDF mengizinkan penduduk yang ingin menjauhkan diri dari zona pertempuran untuk meninggalkan daerah tersebut dengan aman," kata militer.

Pasukan mengamankan rute bagi warga sipil yang ingin mengungsi, tetapi tidak ada yang dipaksa untuk melakukannya, sumber IDF menambahkan.

Dua kendaraan militer Pasukan Israel saat menyerbu Kamp Tulkarm di Tepi Barat, Kamis (22/8/2024). Serbuan Tentara Israel ke kota ini mendapat sambutan serangan peluru dan alat peledak dari milisi perlawanan Palestina. (khaberni)

Komandan Brigade Tulkarm Dibunuh

Pada saat yang sama, IDF menyerbu kamp pengungsi Tulkarm pada Kamis pagi, yang memperburuk kekerasan yang sedang berlangsung di daerah tersebut.

Situasi semakin memburuk setelah lima warga Palestina, termasuk Mohammed Jaber, yang juga dikenal sebagai Abu Shuja'a, komandan Brigade Tulkarm, tewas dalam pembunuhan yang disengaja oleh IOF.

Menurut pernyataan IDF, para pejuang perlawanan ini dikepung di sebuah gedung sebelum dibunuh.

Selama bentrokan yang sama di kamp Nur Shams, seorang prajurit IOF dilaporkan terluka.

Serangan tersebut tidak terbatas pada Tulkarm dan Nur Shams.

Di kamp pengungsi Al-Arroub di utara Hebron, IOF memberlakukan pengepungan ketat, menempatkan penembak jitu di atap-atap gedung dan mendirikan pos-pos pemeriksaan militer.

Pasukan pendudukan Israel melancarkan serangan ke sebuah rumah di dalam kamp, ​​menembakkan granat senapan antitank ENERGA yang memicu kebakaran.

Pasukan pendudukan Israel menembaki apa pun yang bergerak tanpa pandang bulu, khususnya di lingkungan Alun-alun Hanoun, sambil terus mengerahkan kendaraan militer di seluruh jalan kota.

Mereka juga memberlakukan blokade di Rumah Sakit Pemerintah Martir Dr. Thabet Thabet dan Rumah Sakit Khusus Al-Israa.

Kebakaran terjadi di sebuah masjid setelah menjadi sasaran pengeboman pasukan pendudukan Israel di Tubas, Tepi Barat.

Masjid di Tubas Dibom

Agresi militer Israel juga berlangsung di Tubas.

Pasukan penduduk Israel merusak sebuah masjid di kamp Al-Faraa, selatan Tubas, selama agresi berkelanjutan mereka terhadap kamp tersebut sejak Rabu fajar.

Sumber-sumber Palestina melaporkan kalau pasukan pendudukan Israel mengebom fasilitas di bawah Masjid Abu Bakr al-Siddiq di kamp tersebut.

Pengeboman menyebabkan kerusakan dan menyebabkan kebakaran di masjid tersebut.

Pendudukan terus mengirimkan bala bantuan militer ke kamp tersebut, menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur dan properti warga Palestina, dan secara bersamaan menyerang rumah-rumah, menahan penduduknya, dan menyerang sejumlah dari mereka.

Sementara itu, setelah serangan berkepanjangan selama 30 jam, pasukan pendudukan Israel menarik diri dari kamp Al-Far'a di Tubas pada Kamis pagi.

Tentara Israel beraksi selama penyerbuan di kamp pengungsi Palestina Nur Shams di dekat kota Tulkarem di Tepi Barat yang diduduki Israel pada 28 Agustus 2024. - Sedikitnya 10 warga Palestina tewas dalam penyerbuan dan serangan Israel di beberapa kota di utara Tepi Barat yang diduduki, kata juru bicara Bulan Sabit Merah pada 28 Agustus. Operasi itu dilakukan dua hari setelah Israel mengatakan telah melancarkan serangan udara di Tepi Barat yang menurut Otoritas Palestina menewaskan lima orang. (Photo by JAAFAR ASHTIYEH / AFP) (AFP/JAAFAR ASHTIYEH)

Penarikan ini menyusul operasi pasukan pendudukan Israel yang gencar, yang meniru taktik yang digunakan di bagian lain Tepi Barat, yang melibatkan helikopter, pesawat nirawak, dan kontingen besar kendaraan militer, termasuk buldoser.

Meskipun pasukan IDF telah ditarik mundur, dampak serangan itu sangat besar, meninggalkan jejak kehancuran dan penderitaan manusia.

Di seluruh Jenin, Tubas, dan Tulkarm, IDF memberlakukan blokade ketat, yang secara efektif menjebak penduduk dan menghalangi layanan ambulans untuk menjangkau yang terluka.

Agresi yang sedang berlangsung di Tepi Barat utara ini merupakan salah satu eskalasi paling parah dalam beberapa waktu terakhir, dengan media berbahasa Ibrani menyatakan bahwa operasi ini adalah yang paling luas dari jenisnya di wilayah tersebut sejak tahun 2002.

Karena pengepungan yang parah, jumlah korban masih belum jelas karena ambulans dilarang memasuki kamp.

Namun, gelombang serangan awal sejauh ini telah mengakibatkan kematian 12 warga Palestina, cedera pada 26 orang lainnya, dan penangkapan sedikitnya 30 orang.

Operasi tersebut juga menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur di seluruh wilayah Tepi Barat.

(oln/rntv/khbrn/toi/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini