Pertahanan Israel Kini Gampang Bobol, Hizbullah Gempur Pangkalan Nafeh Brigade ke-210 IDF
TRIBUNNEWS.COM - Wilayah pendudukan Israel di bagian utara kini menjadi sangat rentan terhadap serangan-serangan Hizbullah baik berupa serangan roket, rudal, maupun pesawat tanpa awak (drone).
Dalam serangan terbaru, Kamis (29/8/2024) gerakan Perlawanan Hizbullah Lebanon mengumumkan kalau serangan pesawat tak berawak skala besar terhadap pangkalan Nafeh militer Israel (IDF) di Golan yang diduduki.
Baca juga: Israel Kekurangan Amunisi Level Kritis, Peluru Iron Dome Tak Memadai Tangkis Rudal Masif Hizbullah
Dalam sebuah pernyataan, Hizbullah mengumumkan kalau Brigade ke-210 rezim pendudukan Israel di barak Nafeh di Golan yang diduduki menjadi sasaran pesawat tak berawak.
Hizbullah menyatakan serangan ini bertujuan "Untuk mendukung bangsa Palestina yang teguh dan gagah berani di Jalur Gaza".
"Serangan juga untuk membalas serangan udara rezim Zionis terhadap dua wilayah Al-Baqaa dan al-Mansa di Lebanon selatan," kata pernyataan Hizbullah dilansir MNA, Kamis.
Media lokal Israel juga melaporkan bahwa beberapa pesawat tak berawak, yang ditembakkan dari Lebanon selatan, menghantam Golan yang diduduki dan ledakan dilaporkan setelah serangan ini.
Channel 12 Israel mengakui bahwa beberapa pesawat tak berawak telah melintasi wilayah udara Golan yang diduduki.
Baca juga: Kota Katzrin Hujan Roket, Israel Kehilangan Wilayah Utara yang Diduduki Karena Serangan Hizbullah
Iran Sebut Israel Sekarang Gampang Bobol
Iran mengatakan, serangan Hizbullah menunjukkan Israel kehilangan daya tangkalnya
Israel telah kehilangan kekuatannya untuk mencegah serangan dan keseimbangan strategis di kawasan telah bergeser merugikannya, kata Iran setelah serangan oleh Hizbullah Lebanon, Reuters melaporkan.
Hizbullah meluncurkan ratusan roket dan pesawat tak berawak ke Israel kemarin pagi, sementara militer Israel mengatakan telah menyerang Lebanon dengan sekitar 100 jet untuk menggagalkan serangan yang lebih besar, dalam salah satu bentrokan terbesar dalam lebih dari sepuluh bulan perang perbatasan.
"Meskipun mendapat dukungan menyeluruh dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Israel tidak dapat memperkirakan waktu dan tempat respons terbatas dan terkendali oleh perlawanan. Israel telah kehilangan kekuatan pencegahannya," tulis juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani di X.
Kanaani menambahkan bahwa Israel “sekarang harus mempertahankan diri di wilayah pendudukannya” dan bahwa “keseimbangan strategis telah mengalami perubahan mendasar” yang merugikan Israel.
“Israel mungkin dapat menyembunyikan, memutarbalikkan, atau menyensor sejumlah fakta terkait operasi Arbain Hizbullah, namun mereka tahu betul bahwa fakta-fakta yang ada tidak akan berubah,” imbuhnya.