News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Tak Ada Terowongan, Kenapa Tentara Israel Ambruk Juga Lawan Milisi Palestina di Jenin Tepi Barat?

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Helikopter tentara Israel (IDF) tampak mengevakuasi korban IDF yang tewas dan terluka karena penyergapan milisi perlawanan Palestina, Brigade Al-Quds dan Brigade Al-Qassam di Jenin, Tepi Barat, Sabtu (31/8/2024).

Tak Ada Terowongan, Kenapa Tentara Israel Ambruk Juga Lawan Milisi Palestina di Tepi Barat?

TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Israel melanjutkan serangan mereka di kota Jenin di Tepi Barat utara dan kamp pengungsiannya untuk hari keempat berturut-turut, kantor berita WAFA melaporkan pada Sabtu (31/8/2024).

Sumber-sumber lokal melaporkan kalau bala bantuan militer tambahan dikerahkan ke kamp pengungsi Jenin pada hari Sabtu, di mana pasukan Israel menyerbu rumah-rumah, menahan warga Palestina, dan menghancurkan bangunan-bangunan di beberapa bagian kamp.

Baca juga: Analis Militer Israel: IDF Tempur di Multi-Front dengan Tentara yang Ngos-ngosan di Gaza dan Lebanon

Koresponden Al-Mayadeen di Tepi Barat menyatakan bahwa pasukan Israel telah mengepung kamp Jenin dan sebagian besar kota.

Channel 14 Israel mengutip laporan tentang insiden keamanan serius di kamp Jenin yang melibatkan penggunaan rudal RPG untuk pertama kalinya oleh pejuang perlawanan Palestina terhadap tentara Israel yang menyerang.

Sumber-sumber lokal melaporkan kalau para petempur milisi perlawanan Palestina menyergap tentara Israel di lingkungan Al-Damj.

Helikopter tentara Israe (IDF) terlihat mengangkut yang terluka dari pertempuran yang sedang berlangsung.

Baca juga: Pertempuran Sengit Berlanjut di Kamp Jenin: Ledakan Terdengar, Tentara Israel Tewas di Al-Jabriyat

Brigade Syuhada Al-Aqsa – Jenin mengeluarkan pernyataan yang mengatakan, "Para pejuang gagah berani kami di medan perang terus terlibat dalam bentrokan sengit dengan pasukan musuh Zionis yang telah menyusup ke semua zona pertempuran di kota Jenin dan kampnya, menggunakan senapan mesin dan alat peledak."

Brigade Qassam, sayap bersenjata Hamas, mengeluarkan pernyataan tentang pertempuran di Al-Damj, dengan mengatakan "agresi tentara Israel terhadap Jenin akan menimbulkan konsekuensi yang parah. Kami meyakinkan rakyat kami bahwa perlawanan, dalam semua formasinya di Tepi Barat, berada dalam tahap koordinasi dan integrasi terbaik."

Pernyataan tersebut menambahkan bahwa Brigade Qassam dan faksi perlawanan lainnya telah "mempersiapkan diri untuk menghadapi konfrontasi dan bentrokan yang berkepanjangan."

Asap mengepul setelah ledakan di lingkungan Al-Damaj di kamp pengungsi Jenin, dalam pertempuran sengit yang terus berlangsung, Sabtu (31/8/2024) antara milisi Palestina di Tepi Barat dan Tentara Israel. (rntv/tangkap layar)

Mau Caplok Tepi Barat, Lancarkan Penghancuran Seperti di Gaza

WAFA menambahkan bahwa tentara Israel telah menggunakan buldoser militer untuk menghancurkan jalan-jalan dan merusak infrastruktur listrik dan air di kota dan kamp pengungsi.

Pemadaman air yang meluas telah memengaruhi sebagian besar wilayah Jenin dan kamp karena rusaknya saluran air utama. Beberapa lingkungan di kamp pengungsi Jenin menghadapi pemadaman listrik setelah pasukan Israel menembaki generator listrik utama.

Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan bahwa pasukan Israel menembaki salah satu ambulansnya meskipun sebelumnya telah ada koordinasi agar kendaraan tersebut memasuki kamp Jenin.

Dalam sebuah wawancara dengan Sputnik, Gubernur Jenin Kamal Abu al-Rab mengatakan, "Invasi brutal Israel ke kamp dan kota Jenin masih berlangsung, karena pasukan Israel mengepung rumah sakit dan secara sistematis menghancurkan infrastruktur, termasuk listrik dan air."

Baca juga: Tepi Barat Jadi Gaza Part 2, IDF Ultimatum Warga Tulkarm untuk Pergi dalam 4 Jam, Mau Serbu RS Jenin

Ia menambahkan bahwa Israel berupaya menghancurkan Tepi Barat sebagaimana saat ini sedang menghancurkan Gaza. Rab menekankan bahwa "apa yang terjadi adalah bagian dari rencana permukiman Israel untuk mencaplok Tepi Barat," mengubah demografinya, dan mengusir warga Palestina dari kamp pengungsiannya.

Operasi besar Israel yang sedang berlangsung di Tepi Barat utara kini sebagian besar difokuskan pada wilayah Jenin setelah penggerebekan di Tulkarem dan Fara berakhir awal minggu ini.

Tentara mengklaim pasukannya telah menewaskan sedikitnya 26 pejuang perlawanan dan menahan 30 lainnya sejak dimulainya operasi Tepi Barat.

Setidaknya 600 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel dan pemukim di Tepi Barat yang diduduki sejak dimulainya perang di Gaza pada 7 Oktober.

Baca juga: Pakar Militer: Agresi Besar-besaran Israel di Tepi Barat Persis Buku A Place Under The Sun Netanyahu

Tentara Pendudukan Israel (IDF) melakukan penyerbuan ke kota-kota di Tepi Barat yang direspons oleh milisi perlawanan Palestina dengan serangan balik. Eskalasi di Tepi Barat makin tinggi seiring berlarutnya agresi militer IDF di Jalur Gaza. (ypa/tangkap layar)

Keajaiban Militer di Jenin

Sebelum pengerahan pasukan besar-besaran selama empat hari ini, tentara Israel sebelumnya juga pernah mengalami Penyergapan Jenin - yang mengakibatkan kematian seorang perwira dan melukai 16 tentara Israel (IDF), pada akhir Juni lalu.

Penyergapan mematikan di Jenin saat itu mengungkap bola api yang menggelinding di Tepi Barat yang diduduki.

Bola api yang dimaksud adalah milisi perlawanan Palestina menampilkan peningkatan taktik dan kemampuan mereka untuk berkonfrontasi melawan agresi brutal tentara pendudukan IDF.

Dalam ulasannya Jumat (28/6/2024), Khaberni mengutip laporan Al-Jazeera, menggambarkan penyergapan Jenin sebagai salinan dari pola penyergapan milisi perlawanan Palestina di Gaza, namun kali ini lebih istimewa.

Baca juga: VIDEO Ledakan Bom Mobil Guncang Herzliya Tel Aviv, Api Perang Gaza Tiba di Ibu Kota Israel

"Penyergapan Jenin ini dapat digambarkan sebagai hal yang luar biasa dalam semua detailnya karena kendaraan tempur (Ranpur) Israel sudah menembus wilayah tersebut lebih dari sekali dan melibas infrastruktur kota dan kampnya," tulis ulasan tersebut.

Menurut laporan yang disiarkan Al Jazeera oleh jurnalis Suhaib Al-Assa, penyergapan Jenin oleh milisi perlawanan Palestina terhadap tentara IDF seperti keajaiban keamanan dan militer.

Mengapa dianggap sebagai keajaiban militer?

Perlu dicatat, semua bahan baku yang bisa digunakan untuk dijadikan alat peledak tidak diperbolehkan memasuki Tepi Barat.

Faktor lain, tentara pendudukan Israel yang unggul secara teknologi untuk menemukan, menindaklanjuti, dan melacak pelaksanaan penyergapan nyatanya tidak mampu untuk mengantisipasi penggunaan bahan peledak oleh milisi perlawanan Palestina dalam konfrontasi yang lazimnya tidak berimbang dari sisi personel dan persenjataan.

Baca juga: Tentara Israel Nyatakan Jenin Jadi Zona Militer Tertutup: Jalanan Dibuldoser, IDF Serbu Tepi Barat

Hal lain, Israel memantau setiap penyusup dan orang yang masuk di Tepi Barat dengan kemampuan yang lebih besar daripada memantau Jalur Gaza.

Tidak ada jaringan terowongan di Tepi Barat dan tidak ada jaringan komunikasi untuk milisi perlawanan yang tidak bergantung pada menara penyiaran dan perusahaan telekomunikasi Israel, sementara drone Israel melayang di mana-mana.

Intelijen Israel juga mengetahui semua rincian orang dan tempat yang dapat dimanfaatkan oleh kelompok perlawanan, dan siapa pun yang mungkin dicurigai terkait dengan kelompok perlawanan atau membantu mereka secara militer, keamanan, atau finansial akan segera ditangkap, mengingat adanya pasukan pendudukan punya kebebasan penuh bergerak di Tepi Barat.

Pada kenyataannya, semua keunggulan Israel di Tepi Barat  itu sia-sia. Milisi perlawanan tetap ada, dan ada korban jiwa jatuh di pihak tentara IDF.

Pasukan pendudukan Israel melakukan penghancuran infrastruktur jalan dan vandalisme serta perusakan properti warga Palestina di Tepi Barat. (khaberni)

IDF Terkaget-kaget

Pada Kamis (27/6/2024) pagi, tentara pendudukan mengakui kalau kendaraan militernya telah disergap di tengah Marj Ibn Amer, sebuah jalan yang dilalui kendaraan, pengangkut pasukan, dan buldoser militer untuk mencapai kamp Jenin ketika menyerbu.

Tentara IDF mengatakan, dalam sebuah pernyataan, bahwa alat peledak yang sangat besar meledak di dalam kendaraan militer lapis baja, menyebabkan cedera di antara tentara di dalamnya.

Setelah sejumlah tentara lain tiba untuk mengevakuasi korban luka, dan 5 meter dari lokasi ledakan pertama, alat peledak lainnya meledak, menewaskan seorang perwira di unit penembak jitu tentara Israel, dan melukai 16 tentara lainnya dalam dua ledakan tersebut.

Menurut pernyataan tentara pendudukan, penyergapan tersebut “sangat mengejutkan,” terutama karena pasukan militer Israel yang sedang dalam perjalanan menuju kamp telah menyelesaikan semua prosedur yang biasanya diperlukan sebelum melakukan penyerangan, yaitu menyisir jalan dengan buldoser untuk menghilangkan ranjau atau bom apa pun yang ditanam di jalanan.

Pasukan Pendudukan Israel (IDF) dalam posisi siaga di sebuah jalanan di Tepi Barat. Pada Kamis (27/6/2024), IDF mengalami serangan mematikan di Jenin, Tepi Barat dari sebuah penyergapan oleh Brigade Jenin, cabang militer Brigade Al-Quds, sayap militer PIJ.

Tuduh Iran Biayai Militan Palestina

Iran menuduh Israel membiayai militan Palestina di Tepi Barat yang diduduki untuk menggelar pelatihan militer.

Hal ini disampaikan pejabat senior Israel kepada Iran International, Kamis (29/8/2024), setelah Tel Aviv menyerang Tepi Barat yang diduduki secara besar-besaran.

Menurut pejabat Israel itu, Israel "telah mendirikan pangkalan militer di kota-kota dan kamp-kamp pengungsi di seluruh barat."

Ia menambahkan, Iran selama ini menjadi kekuatan pendorong di balik meningkatnya kehadiran militer di kawasan itu.

Pejabat senior Israel itu mengklaim operasi militer Tel Aviv di Tepi Barat dilakukan untuk menghancurkan dukungan Iran terhadap perlawanan Palestina.

"Teheran telah terlibat dalam memperlengkapi, merencanakan, dan membangun infrastruktur teroris di Tepi Barat selama lebih dari 2,5 tahun."

"Pejabat Iran telah menyediakan uang, senjata, dan pelatihan militer kepada militan Palestina. Operasi ini (di Tepi Barat) bertujuan untuk mengganggu dan menghancurkan kemampuan mereka," imbuh dia.

"Militer saat ini berfokus pada pembongkaran jaringan teroris yang telah dibentuk Iran," pungkasnya.

Diketahui, Israel menggelar operasi militer secara besar-besaran di Tepi Barat yang diduduki sejak Rabu (28/8/2024).

Pejabat Israel menyebut operasi itu bukan sekadar reaksi terhadpa kerusuhan domestik, tapi strategis yang lebih luas untuk melawan pengaruh Iran di wilayah itu.

Operasi itu merupakan yang terbesar sejak 2022 silam, dilansir Al Mayadeen.

Baca juga: 2 Kemungkinan Skenario Iran Serang Israel, Teheran Diprediksi akan Bombardir Pertahanan Tel Aviv

Setidaknya 18 warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki tewas diserang tentara Israel, dalam kurun waktu 24 jam.

AS Jatuhkan Sanksi kepada Kelompok Pemukim Israel

Sementara itu, berbarengan dengan serangan di Tepi Barat yang diduduki, Amerika Serikat (AS) telah menjatuhkan sanksi terhadap kelompok pemukim Israel dan seorang penjaga keamanan sipil di wilayah tersebut.

Sanksi yang dijatuhkan pada Rabu, menargetkan Hashomer Yosh, yang menggambarkan sebagai organisasi sukarelawan yang bertujuan untuk "melindungi" petani Israel di Tepi Barat.

Penjaga keamanan sipil yang dijatuhi sanksi adalah Yitzhak Levi Filant, koordinator di pemukiman Yitzhar, selatan Nablus.

"Kekerasan pemukim ekstremis di Tepi Barat menyebabkan penderitaan manusia yang parah, membahayakan keamanan Israel, dan merusak prospek perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut," kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AlJazeera.

"Sangat penting bagi Pemerintah Israel untuk meminta pertanggungjawaban individu dan entitas manapun yang bertanggung jawab atas kekerasan terhadap warga sipil di Tepi Barat," imbuh pernyataan itu.

Dikatakan, Hashomer Yosh memagari Desa Palestina Khirbet Zanuta awal tahun ini, mencegah penduduknya yang mengungsi kembali ke rumah mereka.

Beberapa media Israel melaporkan Hashomer Yosh telah menerima dukungan finansial dari pemerintah Israel.

Washington juga menuduh Filant terlibat dalam berbagai kegiatan jahat, termasuk mendirikan blokade jalan dan melakukan patroli awal tahun ini "untuk mengejar dan menyerang warga Palestina di tanah mereka dan mengusir mereka secara paksa".

Baca juga: Eks Jenderal Israel: Kami Tak Siap Hadapi Rudal Iran dan Proksinya, Seluruh Negara Akan Hancur

Sanksi tersebut membekukan aset Filant dan Hashomer Yosh di AS dan melarang warga negara Amerika terlibat dalam transaksi keuangan dengan dua entitas itu.

Selama bertahun-tahun, Hashomer Yosh mampu mengumpulkan dana di AS, termasuk melalui JGive, situs web yang mengumpulkan sumbangan untuk kelompok-kelompok yang disertifikasi pemerintah Israel sebagai badan amal.

Sanksi itu dijatuhkan sehari setelah serangan pemukim yang menewaskan satu warga Palestina dan melukai tiga lainnya di dekat Betlehem.

Sebelumnya pada Agustus 2024, pemukim Israel juga merusak desa Jit di Tepi Barat utara, menewaskan seorang pria Palestina berusia 23 tahun .

Perampokan Jit memicu kemarahan internasional dan bahkan kecaman lisan dari pejabat Israel.

Namun, Israel jarang sekali mendakwa pemukim atas kekerasan terhadap warga Palestina.

(oln/tc/almydn/khbrn/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini