TRIBUNNEWS.COM – Serikat buruh terbesar di Israel (Histadrut) meminta para pekerja melakukan aksi mogok kerja besar-besaran, Senin (2/9/2024).
Permintaan itu disampaikan Ketua Histadrut Arnon Bar-David setelah ada rapat dengan perwakilan para keluarga sandera di Kota Tel Aviv.
Aksi mogok itu akan dimulai pukul 06.00 waktu setempat. Operasional bandara utama di Israel akan dihentikan.
“Kita dalam situasi yang makin buruk, dan kita terus menerima kantong mayat,” ujar Bar-David saat konferensi pers hari Minggu, dikutip dari CNN.
Bar-David menyebut ekonomi Israel akan di-shutdown atau "dimatikan" selama pemogokan.
“Hanya pemogokan yang akan membuat terkejut, dan itulah alasan saya memutuskan untuk memulainya besok pukul 6 pagi, seluruh ekonomi Israel akan dimatikan.”
Bar-David meminta organisasi lainnya untuk bergabung dalam aksi mogok demi “meneriakkan tangis para sandera”.
Dia menekankan pentingnya kesepakatan pembebasan sandera. Selain itu, dia menyebut pertimbangan politik telah mengganggu perkembangan perundingan.
Bar-David meminta perpecahan dalam masyarakat diakhiri. Dia memperingatkan rakyat Israel tak lagi bersatu.
Mogok diisukan berlanjut hingga besok
Muncul rumor yang menyebutkan aksi mogok di Israel akan berlanjut hingga hari Selasa.
Baca juga: Warga Israel Tuding Netanyahu Buat Pemerintahan Maut, Setengah Juta Orang Akan Berdemo & Mogok
Jurnalis Inggris yang berada di Yerusalem, Alistair Bunkall, menyebut aksi itu bertujuan untuk menekan pemerintah Israel baik secara politik maupun ekonomi.
Pemogokan itu disebut akan memiliki dampak besar dalam bidang keuangan. Padahal, ekonomi Israel sudah terganggu selama 11 bulan akibat perang Gaza.
Adapun dampak politik akibat pemogokan itu belum diketahui.
Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich meminta pemerintah tak membayar pekerja yang ikut mogok.