TRIBUNNEWS.COM - Israel semakin mengalami kemerosotan ekonomi akibat perang.
Sekarang, ada ratusan ribu orang yang tidak bekerja dan ratusan ribu siswa tidak bersekolah.
Bandara, transportasi, sekolah, dan sektor swasta – teknologi, mekanik, manufaktur – ikut terlibat.
Situasi semakin mencemaskan, banyak orang khawatir perang berkepanjangan di Gaza bakal berdampak pada berbagai industri, terutama di Israel.
Mereka semua akan turun ke jalan untuk mengirim pesan kepada pemerintah bahwa sudah terlalu banyak waktu berlalu tanpa tercapainya kesepakatan.
Satu hari blokade ekonomi cukup signifikan untuk membuat pemerintah mengubah arah tindakan politik mereka, karena hal itu pernah terjadi di masa lalu.
Jumlah uang yang hilang hanya dalam satu hari merupakan sebuah pesan kepada pemerintah bahwa sesuatu perlu dilakukan secara berbeda di sini.
Seperti yang dilaporkan Al Jazeera, serikat buruh terbesar Israel, Histadrut menyerukan pemogokan umum yang dimulai pukul 06.00 waktu setempat.
Aksi itu bertujuan untuk menekan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Baca juga: Semprot Netanyahu, Menhan Israel: Kenapa Koridor Philadelphi Bisa Lebih Berharga dari Nyawa Sandera?
Sejumlah pihak yang mendukung aksi demonstrasi selain serikat buruh antara lain:
1. Produsen dan pengusaha utama Israel di sektor teknologi tinggi.
2. Pekerja di Bandara Ben Gurion, Tel Aviv akan ditutup mulai pukul 08.00 waktu setempat
3. Walikota Givatayim, sebuah kota Israel dekat Tel Aviv.
4. Asosiasi Produsen Israel, yang menuduh pemerintah gagal dalam "tugas moral" untuk membawa kembali para tawanan hidup-hidup.