News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Rishi Sunak Ribut di DPR Gegara Jatah Senjata Israel Berkurang, PM Inggris: Kami Tetap Jadi Sekutu

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rishi Sunak berbicara pada pembukaan London Tech Week di London pusat pada 12 Juni 2023. --- Rishi Sunak protes kepada PM Inggris Keir Starmer di DPR setelah ia menangguhkan 30 izin ekspor senjata ke Israel.

TRIBUNNEWS.COM - Mantan perdana menteri Inggris dan pemimpin oposisi, Rishi Sunak, mengkonfrontasi Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, setelah ia menangguhkan 30 dari 350 izin ekspor senjata ke Israel.

Dalam sesi dengar pendapat di House of Commons (DPR), Keir Starmer dan Menteri Keuangan Inggris, Rachel Reeves, mendengarkan pertanyaan dari Rishi Sunak.

"Dapatkah Perdana Menteri menjelaskan bagaimana keputusannya akan membantu (Israel) mengamankan pembebasan 101 sandera yang masih ditahan oleh Hamas?" tanya Rishi Sunak, Rabu (4/9/2024).

"Itu adalah keputusan yang menurut Kepala Rabbi sangat tidak dapat dipercaya dan akan mendorong munculnya musuh bersama kita," lanjutnya.

Pada gilirannya, Keir Starmer menjawab pertanyaan Rishi Sunak.

“Para sandera yang tersisa harus dibebaskan dan kita memerlukan gencatan senjata untuk memastikan hal itu dapat terjadi, bantuan yang sangat dibutuhkan dapat masuk ke wilayah tersebut, dan kita dapat memulai jalan menuju solusi dua negara," kata Keir Starmer.

“Dia (Rishi Sunak) bertanya bagaimana kami sampai pada keputusan ini – dia (Rishi Sunak) tahu betul, karena kerangka hukumnya jelas – pedoman terbaru dikeluarkan pada tahun 2021, di bawah pemerintahannya," lanjutnya.

"Itu berarti bahwa lisensi harus terus ditinjau, seperti yang dilakukan oleh pemerintahannya," tambahnya, seperti diberitakan Al Arabiya.

Menurutnya, keputusan untuk menangguhkan sebagian kecil ekspor senjata ke Israel adalah langkah berdasarkan hukum.

Meski telah menangguhkan 30 izin ekspor senjata ke Israel, Keir Starmer memastikan Inggris tetap membela Israel dengan alasan mempertahankan diri.

“Tentu saja, kami akan terus mendukung hak Israel untuk membela diri, tetapi penting bahwa kami adalah negara yang berkomitmen pada aturan hukum internasional, yang memberi kami kekuatan argumen dengan sekutu kami tentang isu-isu penting," katanya.

Baca juga: Netanyahu Marah saat Inggris Tangguhkan 30 dari 350 Izin Ekspor Senjata ke Israel

Rishi Sunak kemudian bertanya lagi, apakah Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, telah membahasnya dengan Amerika Serikat (AS) mengenai keputusan penangguhan 30 izin ekspor senjata ke Israel.

“Tentu saja, seperti yang diharapkannya, seperti yang diharapkan DPR, kami telah membicarakan hal ini dengan sekutu kami, mereka paham, mereka memiliki sistem hukum yang berbeda, itulah poin yang mereka sampaikan," jawab Keir Starmer.

Rishi Sunak juga bertanya apakah Keir Starmer dapat meyakinkan Israel dan komunitas Yahudi bahwa Inggris dan DPR mendukung Israel dan haknya untuk membela diri.

"Saya telah mengatakannya sebelumnya – kami benar-benar mengakui dan mendukung hak Israel untuk membela diri dan telah mengambil tindakan untuk mendukung hak membela diri tersebut dan saya telah berulang kali menegaskan hal itu dalam semua keterlibatan saya dengan Israel di seluruh wilayah dan dengan semua sekutu kami," jawab Keir Starmer.

Ia kembali menegaskan penangguhan 30 dari 350 izin ekspor senjata ke Israel bukan masalah berkurangnya dukungan ke Israel, melainkan karena hasil uji lisensi serta memperhatikan hukum kemanusiaan internasional.

Sebagai informasi, Inggris adalah salah satu pemasok senjata ke Israel yang digunakan dalam agresinya di Jalur Gaza, selain Amerika Serikat, dan sekutu lainnya di Eropa, seperti diberitakan Evening Standard.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 40.819 jiwa dan 94.291 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (4/9/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Quds.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan kurang lebih ada 109 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini