Hingga saat ini, Netanyahu diketahui masih bersikeras mempertahankan kehadiran militer Israel di Koridor Philadelphia.
Keinginannya itu berisiko menggagalkan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas, menurut media Amerika Serikat (AS).
Ngototnya Netanyahu soal Koridor Philadelphia telah "menjadi hambatan utama bagi gencatan senjata dan perjanjian pembebasan sandera dengan Hamas," lapor Washington Post, mengutip pejabat AS yang berperan sebagai mediator bersama Qatar dan Mesir.
AS Klaim 90 Persen Kesepakatan Gencatan Senjata Disetujui
Sementara itu, pejabat senior AS mengatakan 90 persen persyaratan gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera telah disepakati.
Tapi, ia menyebut masalah penting soal pertukaran sandera dan Koridor Philadelphia, belum menemui jalan keluar.
"Sembilan puluh persen dari kesepakatan ini telah disetujui, dan kesepakatan ini didasarkan pada persyaratan yang bahkan Hamas cantumkan dalam proposal mereka sendiri," kata pejabat tersebut, Rabu, yang berbicara dengan syarat anonim, kepada wartawan.
Baca juga: Sandera Israel Bongkar Kelicikan Netanyahu: Dia Mencoba Membunuh Kami, tapi Hamas Melindungi Kami
Ia mengatakan kesepakatan tersebut, yang telah dinegosiasikan selama berbulan-bulan, terdiri dari 18 paragraf, 14 di antaranya telah "selesai".
Ia juga menekankan, fase pertama dari kesepakatan tiga fase tersebut tidak pernah mencakup "penarikan penuh pasukan Israel."
Tapi, pejabat itu mengungkapkan, lagi-lagi persoalan Koridor Philadelphia menjadi hambatan dalam mencapai kesepatan gencatan senjata.
"Perjanjian tersebut menyatakan mereka menarik diri dari semua wilayah yang berpenduduk padat, dan muncul perselisihan mengenai Koridor Philadelphia," pungkasnya.
Israel memperkirakan lebih dari 100 sandera masih ditahan oleh Hamas di Gaza, beberapa di antaranya diyakini telah terbunuh.
Selama berbulan-bulan, Amerika Serikat (AS), Qatar, dan Mesir telah berupaya mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk memastikan pertukaran tahanan dan gencatan senjata serta mengizinkan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza.
Namun, upaya mediasi terhenti karena Netanyahu menolak memenuhi tuntutan Hamas untuk menghentikan perang.
(oln/anadolu/*)