TRIBUNNEWS.COM – Presiden Venezuela, Nicolas Maduro mengumumkan rencana untuk memindahkan Natal dari bulan Desember ke bulan Oktober.
Mengutip DW, dalam acara televisi mingguannya pada hari Senin, Maduro mengatakan, "Sekarang bulan September, dan sudah tercium aroma Natal."
"Itulah sebabnya tahun ini, sebagai bentuk penghormatan kepada Anda semua, dan sebagai rasa terima kasih kepada Anda semua, saya akan menetapkan Natal lebih awal pada tanggal 1 Oktober."
Keputusan presiden berusia 61 tahun itu agaknya dipandang sebagai pengalihan isu atas kekacauan yang telah melanda negara itu setelah pemilihan presiden pada bulan Juli lalu.
Masyarakat Tidak Senang
Natal merupakan perayaan besar di Venezuela yang mayoritas penduduknya beragama Katolik.
Atas kabar tersebut, sebagian orang tidak senang.
Jose Ernesto Ruiz, seorang pekerja kantoran di ibu kota, Caracas, mengatakan kepada kantor berita Associated Press:
"Natal seharusnya menjadi saat yang penuh kegembiraan, reuni keluarga, pesta, hadiah, tetapi tanpa uang dan dengan krisis politik ini, siapa yang dapat percaya bahwa Natal akan datang lebih awal?"
Ini bukan pertama kalinya Maduro memajukan tanggal Natal ke tanggal yang lebih awal.
Ia juga melakukannya selama pandemi Covid-19.
Protes Massal Terus Berlanjut di Venezuela
Sementara itu, aksi demonstrasi masih berlanjut di Venezuela.
Baca juga: AS Sita Pesawat Jet Pribadi Presiden Venezuela Dassault Falcon 900EX di Republik Dominika
Partai-partai oposisi terus memprotes hasil pemilu bulan Juli yang mereka anggap tidak bersih.
Oposisi mengatakan bahwa Maduro mempertahankan kekuasaannya secara ilegal.
Mereka menuduh Maduro melakukan kronisme dan korupsi yang meluas yang telah melumpuhkan ekonomi negara tersebut.