“Saya menangkapnya dengan sempurna. Saya berhasil memotretnya sambil melambaikan tangan dan menatap saya," kata Sahri.
"Ini adalah pertama kalinya dia bertemu langsung dengan Paus,"
“Saya pasti akan menyimpan kenangan ini sepanjang hidup saya,” kata pengusaha berusia 42 tahun asal Jakarta itu sambil berlinang air mata.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia menggarisbawahi pentingnya dialog antaragama di negara yang ditandai oleh keragaman agama dan budaya yang luas.
Perjalanan kerasulannya menggarisbawahi pentingnya saling pengertian dan perdamaian, khususnya antara umat Katolik dan Muslim.
Pada tanggal 5 September, ia mengunjungi Masjid Istiqlal dan menandatangani deklarasi bersama dengan Imam Besar.
Kunjungan Paus ke masjid dan katedral tersebut memberikan pernyataan kuat tentang persaudaraan agama dan rasa saling menghormati, yang mencerminkan dedikasinya dalam mempromosikan perdamaian dan persatuan di antara berbagai komunitas.
Bagi Uskup Agung Pontianak Mgr Augustinus Agus, yang penting adalah hampir setiap orang di Indonesia, bukan hanya umat Katolik tetapi terutama umat Islam, telah melihat karakter asli Paus Fransiskus.
"Siapakah Paus? Dia ada di sini, berbicara bukan hanya kepada sebagian orang, tetapi kepada semua orang. Saya pikir ini adalah pernyataan yang kuat bahwa meskipun saya seorang Katolik, saya mencintai dan menghormati Anda sebagai seorang Muslim," kata uskup tersebut.
Uskup Agung Agus menjelaskan bahwa kunjungan Paus melambangkan misinya untuk membawa perdamaian di mana-mana. Ia mencatat pilihan Paus untuk menggunakan mobil sederhana, pilihannya untuk tidak menginap di hotel, dan kemiripan jubahnya dengan pendeta lainnya.
“Jadi bagi saya, ini adalah simbol bahwa meskipun dia Paus, dia bersama kalian, dan kita adalah saudara-saudaranya,” kata Uskup Agung Agus.
Dikutip dari Vatican.va, setelah meninggalkan Indonesia, Paus akan melanjutkan perjalanan apostolik.
Ia akan mengunjungi Port Moresby, Papua Nugini dan Vanimo, mulai dari 6-9 September 2024.
Kemudian Paus Fransiskus akan menuju Dili, Timor Leste dari 9-11 September, dan Singapura dari 11-13 September 2024.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)