News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Yordania Ultimatum Israel: Setiap Upaya Memindahkan Warga Palestina ke Yordania Berarti Perang!

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota pasukan Angkatan Darat Kerajaan Yordania AB2 Al-Jawad. Terkait situasi geopolitik di Timur Tengah berkenaan dengan Perang di Gaza dan Tepi Barat, Yordania mengultimatum Israel kalau setiap upaya pemindahan (paksa/pengusiran) warga Palestina ke wilayah Yordania akan dianggap sebagai deklarasi perang.

Setidaknya 691 orang telah tewas dan lebih dari 5.700 orang terluka akibat tembakan Israel di Tepi Barat, menurut Kementerian Kesehatan.

Eskalasi tersebut menyusul pendapat penting oleh Mahkamah Internasional pada 19 Juli yang menyatakan pendudukan Israel selama puluhan tahun atas tanah Palestina adalah melanggar hukum dan menuntut evakuasi semua permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Perbatasan antara wilayah pendudukan Israel dan Yordania. (khaberni/HO)

Bersumpah Gunakan Semua Kekuatan

Seperti Mesir yang khawatir atas agresi militer Israel di Rafah, Gaza Selatan, Yordania juga menyuarakan kecemasannya atas operasi militer besar-besaran negara pendudukan tersebut di Tepi Barat.

Rafah dan Tepi Barat merupakan zona perbatasan yang sensitif baik bagi Mesir maupun Yordania.

Upaya Israel yang terindikasi mengusir paksa warga Palestina dari rumah-rumah mereka menimbulkan kekhawatiran terjadi pengungsian besar-besaran ke teritorial negara-negara sekitar.

Baca juga: PM Yordania: Pengusiran Warga Palestina dari Gaza Kami Anggap Sebagai Deklarasi Perang

Mesir dan Yordania paling galak menentang Israel soal ini karena masalah pengungsian bisa menimbulkan masalah kestabilan dan keamanan negara masing-masing. 

Guna mencegah pengungsian warga Palestina, Menteri Luar Negeri dan Ekspatriat Yordania, Ayman Safadi, Minggu (1/9/2024) bersumpah kalau Yordania akan menggunakan semua sumber daya yang tersedia untuk melawan segala upaya untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka yang diduduki atau ke luar negeri.

Dalam sebuah posting di X, Safadi mengutuk agresi Israel saat ini terhadap Tepi Barat yang diduduki, menyebutnya sebagai bagian dari rencana yang lebih luas dan didorong oleh ideologi yang berakar pada pandangan ekstrem, rasis, dan eksklusif yang dianut oleh pemerintah Pendudukan Israel.

"Kami menolak pernyataan yang dibuat oleh para menterinya yang ekstremis dan rasis yang mengarang ancaman untuk membenarkan pembunuhan mereka terhadap warga Palestina dan penghancuran sumber daya mereka," kata Safadi.

"Pendudukan Israel atas tanah Palestina, kejahatan Israel terhadap warga Palestina, dan eskalasi oleh Israel di wilayah tersebut merupakan ancaman terbesar bagi keamanan dan perdamaian."

Safadi menegaskan bahwa semua klaim Israel yang digunakan untuk membenarkan tindakannya di Tepi Barat adalah salah.

Ia menolak narasi yang dikemukakan oleh pejabat Israel ekstremis yang mengarang ancaman untuk membenarkan kekerasan mereka terhadap warga Palestina dan penghancuran sumber daya mereka.

Ia menyimpulkan bahwa pendudukan Israel dan kejahatannya terhadap rakyat Palestina, bersama dengan eskalasi regionalnya, menimbulkan ancaman terbesar bagi keamanan dan perdamaian regional.

Menurut Safadi, Yordania berkoordinasi dengan sekutunya untuk mengambil semua tindakan yang mungkin untuk melawan agresi Israel dan mencegah segala upaya untuk menggusur warga Palestina, baik di dalam tanah mereka yang diduduki maupun di luarnya, dengan menggunakan semua cara yang tersedia. 

Tembok perbatasan sepanjang ratusan kilometer dari garis perbatasan Israel dengan Yordania. IDF mempertimbangkan membentuk divisi militer baru di perbatasan dengan Yordania karena meningkatnya ancaman. (khaberni)

Front Tempur Baru di Perbatasan Israel-Yordania

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini