Ben-Gvir memang dikenal sebagai menteri ekstremis yang cenderung melakukan hal-hal provokatif.
Beberapa waktu lalu, Kementerian luar negeri Arab Saudi mengutuk pernyataan yang dibuat oleh menteri Israel tersebut tentang Masjid Al Aqsa.
Dalam pernyataan kecamannya, Arab Saudi menekankan pentingnya menghormati situs bersejarah suci tersebut.
Dalam akun X-nya pada hari Selasa, Kementerian Luar Negeri Saudi menekankan bahwa para pejabat Zionis harus bertanggung jawab atas pelanggaran hukum internasional.
Baca juga: Yerusalem Jadi Benteng Militer, Polisi Israel Lindungi Pemukim Geruduk Masjid Al-Aqsa Lakoni Talmud
Riyadh sekali lagi menyerukan komunitas internasional untuk menghentikan tragedi kemanusiaan yang dihadapi warga Palestina, menurut pernyataan itu.
Seperti diketahui, Itamar Ben-Gvir, seorang menteri ekstremis Israel, telah menyatakan niatnya untuk membangun sinagoga di lokasi Masjid Al Aqsa.
Dalam perkembangan terkait, Kementerian Luar Negeri Yordania juga mengecam pernyataan kontroversial Ben-Gvir.
Kementerian itu juga mengumumkan keputusan Yordania untuk meneruskan pelanggaran tersebut ke pengadilan internasional.
Selain itu, Qatar telah mengomentari pernyataan ini, memperingatkan bahwa provokasi semacam itu akan berdampak negatif pada upaya mencapai gencatan senjata di Gaza.
"Untuk mengikuti pendekatan mereka, entitas Zionis telah menggali Masjid Al Aqsa selama bertahun-tahun untuk memfasilitasi penghancuran situs suci tersebut," tulis laporan MNA, Selasa (27/8/2024).
PBB: Pernyataan yang Memperburuk Situasi
PBB pada Senin mengecam pernyataan Menteri Israel Itamar Ben-Gvir baru-baru ini tentang pembangunan sinagoga di dalam lokasi Masjid Al-Aqsa di al-Quds Timur yang diduduki, dengan mengatakan bahwa pernyataan tersebut “sangat kontraproduktif.”
"Pernyataan seperti ini sangat kontraproduktif. Mereka berisiko memperburuk situasi yang sudah kering," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric kepada wartawan dalam konferensi pers.
Menyoroti sensitivitas seputar status tempat suci di al-Quds, Dujarric mengatakan bahwa ada status quo yang disepakati para pihak mengenai tempat suci di al-Quds yang harus dihormati oleh semua orang, Anadolu Agency melaporkan.
Dia mendesak kepatuhan terhadap perjanjian ini, baik dalam tindakan maupun pernyataan publik, untuk menghindari meningkatnya ketegangan lebih lanjut.