“Pokrovsk telah digambarkan sebagai kegagalan pertahanan total bagi militer Ukraina,” ujar Alexander Kovalenko, seorang analis militer di kelompok Perlawanan Informasi yang berpusat di Kiev.
Pakar militer lainnya, termasuk mereka yang berada dalam kelompok Deep State, juga melontarkan pernyataan serupa.
Dalam laporannya, mereka menggambarkan situasi di garis depan Ukraina sebagai kekacauan total, lebih parah dibandingkan kondisi di bulan-bulan sebelumnya.
Imbas dari serangan Rusia di garis depan dekat Pokrovsk yang semakin membabi buta, Komandan utama perang Ukraina, Aleksandr Syrsky, juga mengakui bahwa situasi di garis depan dekat Pokrovsk "sangat sulit."
Zelensky Minta Senjata Lagi
Terpisah, Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Lloyd Austin mengumumkan, AS telah memberikan suntikan dana militer tambahan ke Ukraina senilai 250 juta dolar AS.
Bantuan dana ini dikirimkan setelah Ukraina berulang kali melobi AS agar mau membantu Kiev menghadapi kemajuan pasukan Rusia di timur negara itu.
“Presiden AS Joe Biden akan menandatangani paket bantuan keamanan baru senilai 250 juta dolar AS untuk Ukraina, yang akan meningkatkan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan Ukraina yang terus berkembang," kata Lloyd Austin.
Tak berhenti di situ, Zelensky juga meminta sekutunya untuk mengizinkan penggunaan rudal jarak jauh, tidak hanya di wilayah Ukraina, tetapi juga di wilayah Rusia.
"Kita perlu memiliki kemampuan jarak jauh ini, tidak hanya di wilayah Ukraina yang terbagi, tetapi juga di wilayah Rusia, sehingga Rusia termotivasi untuk mencari perdamaian," kata Zelensky, seperti diberitakan Al Jazeera.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)