“Pada akhirnya, pilihan ada di tangan rakyat Amerika dan kami akan menghormati pilihan tersebut,” imbuh Putin.
Pernyataan ironis Perdana Menteri Rusia itu muncul setelah pemerintahan Biden mengumumkan sanksi baru yang menargetkan kampanye disinformasi Rusia yang ditujukan untuk memengaruhi pemilu AS 2024 agar menguntungkan Trump.
Pejabat AS bereaksi keras terhadap komentar terbaru Putin.
John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, menyatakan “Putin seharusnya berhenti berbicara tentang pemilu kita, titik. Dia seharusnya tidak memihak siapa pun.”
Ini bukan pertama kalinya Putin mengkritik kandidat presiden AS. Selama kampanye Trump tahun 2016, Putin memujinya sebagai "luar biasa" dan "berbakat."
Intelijen AS telah menyatakan bahwa Putin mengizinkan upaya untuk mendukung kampanye Trump melalui peretasan dan operasi media sosial rahasia.
Meskipun Putin sebelumnya menyatakan bahwa pemilihan kembali Biden akan lebih baik karena "pengalaman" dan "keterprediksiannya," banyak pejabat AS percaya bahwa Moskow masih lebih menyukai Trump, yang telah menyatakan kekagumannya pada Putin dan mengusulkan pemotongan bantuan ke Ukraina.
Kremlin, seperti pada pemilu sebelumnya, terus menyangkal keterlibatan apa pun dalam pemilu AS.
Donald Trump Pernah Kritik Tawa Harris
"Saya memanggilnya Laughing Kamala. Anda pernah melihatnya tertawa? Dia gila. Anda tahu, Anda bisa tahu banyak hal dari tawanya. Tidak, dia gila. Dia gila.”
"Gila", "gila" dan "Kamala yang Tertawa".
Begitulah Donald Trump menyebut tawa Harris dalam sebuah kesempatan.
Ini adalah serangan terhadap kelayakannya menjadi Presiden AS.
Kelompok sayap kanan di AS juga mengajukan pertanyaan serupa.
"Wanita itu terus-menerus tertawa konyol," kata komentator sayap kanan Teena McQueen di Sky News Australia pada tahun 2023.