Dia menyebut banyak organisasi yang dimobilisasi oleh OCHA yang mulai meninjau situasi di Jenin, tetapi Israel menghalangi akses.
“OCHA memperingatkan bahwa hambatan akses berdampak terhadap kemampuan untuk memberikan respons kemanusiaan yang bermakna,” ucap dia.
Kata dia, pergerakan ambulans dan tim kesehatan juga dihambat dan ditunda sejak awal mula operasi militer Israel di Tepi Barat.
Operasi terbesar Israel di Tepi Barat selama 20 tahun terakhir itu dimulai pada dini hari tanggal 28 Agustus lalu.
Israel menyebut operasi itu sebagai “Kamp Musim Panas” dan mengerahkan ratusan pasukan ke Jenin, Tulkarm, dan Tubas.
Dujarric memperingatkan bahwa pasukan Israel terus menggunakan “taktik mematikan”, termasuk serangan udara.
Saat berada di Tulkarm pada hari Sabtu, tim OCHA mengonfirmasikan ada 120 warga Palestina yang telantar karena rumah mereka dihancurkan Israel.
Baca juga: Aktivis Turki-AS Dibunuh IDF di Tepi Barat, Presiden Erdogan: Kami Minta Israel Bertanggung Jawab
“Pada saat peninjauan, ada 13.000 orang di kamp pengungsi Nour Shams yang tidak bisa mendapatkan air mengalir karena kerusakan jaringan air dan teramati adanya luapan limbah,” demikian laporan OCHA.
(Tribunnews/Febri)