TRIBUNNEWS.COM -- Kedatangan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken saat berada di Kiev bersama Menlu Inggris David Lammy menemui pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky, Rabu (11/9/2024) dicurigai sebagai langkah mengizinkan Kiev menggunakan rudal buatan kedua negara tersebut untuk menembak wilayah Rusia.
Senator Rusia Aleksey Pushkov mengatakan hak itu setelah dua menlu tersebut menemui Zelensky. "Keputusan untuk menyerang wilayah Rusia jelas sedang dipersiapkan," tulis Pushkov di Telegram.
Dikutip dari Russia Russia Today, Pushkov sangat yakin rencana penyerangan tersebut karena informasinya telah bocor kemana-mana.
Baca juga: Jika Hari Ini Perang, Jerman Akan Kalah Lawan Rusia, Teknologi Militernya Ketinggalan 10 Tahun
Sebelumnya, The Guardian berdasarkan sumber anonim mengabarkan bahwa Inggris telah memberikan lampu hijau rudalnya Storm Shadow ditembakkan ke wilayah Rusia lebih dalam.
Meski demikian, London belum menyatakan hal tersebut secara terbuka.
Barat yang dipimpin AS melarang Ukraina menembakkan rudal mereka ke wilayah dalam Rusia. Rudal ATACMS, Storm Shadow dan SCALP bantuan AS, Inggris dan Prancis hanya bisa digunakan untuk bertahan.
Namun Presiden Zelensky terus mendesak agar senjata modern tersebut bisa untuk menggempur wilayah Rusia lebih ke dalam.
The Guardian menyebutkan bahwa Blinken telah memberikan petunjuk terkuat tentang mengizinkan Ukraina menggunakan rudal ATACMS jarak jauh terhadap Rusia selama kunjungannya ke Kiev pada hari Rabu.
"Keputusan tersebut dipahami telah dibuat secara pribadi," klaim Guardian.
Izin Barat itu diduga dikeluarkan setelah mereka mengklaim Iran telah mengirimkan sebanyak 200 rudal jarak pendek Fateh 360 ke Moskow.
Rudal Iran itu memicu kemarahan Barat, dan mereka pun langsung menjatuhkan sanksi ke Iran.
Baca juga: Bagaimana Upaya Rusia Pengaruhi Pemilu di Seluruh Dunia?
Sementara Menlu Inggris David Lammy, saat bersama Blinken ke Kiev, menganggap bahwa Fateh 360 Iran sebagai hal yang meningkatkan ketegangan dan bisa mengubah sikap Inggris dan AS. "Kami melihat poros baru Rusia, Iran, dan Korea Utara," The Guardian mengutip pernyataan Lammy.
AS Ingin Ukraina Gabung NATO
Sementara AS terus mendorong agar Ukraina memenangkan peperangan melawan Rusia dan kemudian bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlatik Utara (NATO).
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken saat berada di Kiev bersama Menlu Inggris David Lammy menemui pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky, Rabu (11/9/2024).
Blinken mengatakan bahwa jalan Ukraina menuju keanggotaan NATO akan terus berjalan. "NATO telah membentuk komando untuk mendukung keanggotaan Ukraina," kata Blinken.
Menurut Blinken keanggotaan Ukraina di blok pertahanan tersebut sebelumnya telah diusulkan dalam pertemuan NATO di Lithuania, namun Kiev harus memenuhi persyaratan antara lain negara tersebut tidak dalam keadaan perang.
Hal ini juga yang memberatkan dua anggota NATO yang posisi geografisnya dekat dengan dua negara yang sedang berperang tersebut, Hongaria dan Slowakia.
Mereka keberatan karena jika Ukraina masuk NATO maka peperangan akan meluas ke mana-mana melibatkan negara aliansi pertahanan tersebut.