Pada tahap pendaratan terakhir di dalam perkemahan tentara Israel di Rafah sekitar pukul 12:30, helikopter tersebut malah menabrak tanah dan bukannya mendarat dengan benar.
Menurut penyelidikan, helikopter tersebut tidak terkena tembakan musuh, dan kecelakaan itu terjadi beberapa saat sebelum seharusnya mendarat, yang berarti helikopter tersebut tidak jatuh dari ketinggian yang signifikan.
Helikopter rusak berat dalam kecelakaan itu, dan semua penumpangnya terluka.
Secara keseluruhan, dua tentara tewas dan delapan lainnya dibawa ke rumah sakit, termasuk insinyur tempur yang terluka secara terpisah dalam pertempuran di Rafah.
Di antara korban luka parah dalam kecelakaan itu, adalah dua pilot dan seorang mekanik dari Skuadron ke-123 IAF, serta seorang dokter cadangan dan tentara lainnya dengan Unit 669.
Selain itu, seorang dokter cadangan Unit 669 dan mekanik lain dari Skuadron 123 mengalami luka ringan dalam kecelakaan itu, kata IDF.
Insinyur tempur yang terluka parah, yang seharusnya dievakuasi oleh Black Hawk yang jatuh, bertugas di Batalyon Teknik Tempur ke-710.
Namun, hingga saat ini, masih belum jelas apa yang menyebabkan kecelakaan itu, meski IAF menggambarkannya sebagai kecelakaan.
Kepala IAF, Mayjen Tomer Bar, memerintahkan penyelidikan untuk mengetahui mengapa helikopter tersebut malah menabrak tanah di perkemahan dan tidak mendarat dengan benar.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)