TRIBUNNEWS.COM - Helikopter Black Hawk (Elang Hitam) milik zionis Israel jatuh di dekat Rute Philadelphia, dekat perbatasan antara Gaza dan Mesir, Rabu (11/9/2024).
Kecelakaan helikopter Black Hawk mengakibatkan terbunuhnya dua tentara Israel (IDF), dan melukai tujuh lainnya.
Menurut IDF, hingga saat ini alasan di balik jatuhnya Helikopter Elang Hitam tersebut belum diketahui.
Pihak militer mengatakan kemungkinan besar hal tersebut disebabkan oleh masalah teknis atau kesalahan manusia.
Jika memang helikopter tersebut jatuh karena masalah teknis atau kesalahan manusia, ini akan menjadi insiden pertama yang terjadi dalam lebih dari 30 tahun, dikutip dari Palestine Chronicle.
Sementara, menurut surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, empat tentara yang terluka menderita luka kritis atau serius.
Namun, beberapa analis telah menyoroti cerita Israel.
Mereka menunjuk pada beberapa permasalahan:
Pertama, tentara Israel jarang menggunakan helikopter Black Hawk untuk mengangkut tentara yang terluka.
Kedua, tidak ada penjelasan rasional mengapa lebih dari sepuluh tentara berada di helikopter yang sama hanya untuk mengangkut satu tentara yang terluka.
Ketiga, juga penundaan yang lama dalam mencapai lokasi jatuhnya helikopter, dan ‘operasi rumit’ yang terjadi setelah ‘insiden sulit’ tersebut menimbulkan lebih banyak pertanyaan tentang sifat sebenarnya dari misi tersebut, dan lokasi jatuhnya helikopter.
Baca juga: Netanyahu Akan Bangun Tembok Perbatasan yang Lebih Kuat di Yordania-Israel
The Times Of Israel melaporkan identitas IDF yang tewas, mereka adalah Sersan. Mayor (res.) Daniel Alloush (37) dari Tel Aviv, dan Sersan. Mayor (res.) Tom Ish-Shalom(38) dari Nes Harim.
Keduanya bertugas di Unit pencarian dan penyelamatan elit 669 IAF.
Menurut penyelidikan awal IAF, sebuah UH-60 Black Hawk dari Skuadron 123 terbang ke Rafah dengan tim medis Unit 669 pada Selasa malam, untuk mengevakuasi seorang insinyur tempur yang terluka parah dalam pertempuran di daerah tersebut.