TRIBUNNEWS.COM - Seorang komandan tinggi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran memperingatkan rezim Israel, mereka akan menerima "tamparan di wajah" atas serangan udara terhadap beberapa instalasi dan bangunan militer di provinsi Hama, Suriah tengah.
"Kejahatan Zionis tidak akan luput dari hukuman, dan para penjahat Zionis pasti akan menerima tamparan keras di wajah pada waktunya dan di tempat yang tepat," ujar Brigadir Jenderal Mohammad Jafar Asadi, Wakil Komandan Departemen Inspeksi di Markas Besar Pusat Khatam al-Anbiya, Rabu (11/9/2024), mengutip PressTV.
Pada hari Senin (9/9/2024), Menteri Kesehatan Suriah Hassan al-Ghabbash mengatakan 18 orang tewas akibat serangan udara Israel di sejumlah lokasi di sekitar Masyaf.
Masyaf terletak sekitar 40 kilometer di sebelah barat ibu kota provinsi Hama.
Ia menambahkan, 37 orang juga terluka dalam serangan itu.
Sementara itu, Asadi juga mengutuk keras serangan mematikan terbaru Israel terhadap penampungan di Gaza selatan dekat Khan Yunis.
Ia mengecam organisasi-organisasi internasional atas kebungkaman mereka terhadap kebrutalan Israel yang sedang berlangsung terhadap warga Palestina.
"Tidak ada lagi kehormatan yang tersisa bagi penjajah; dan rezim Zionis sedang mengembuskan napas terakhirnya," kata komandan senior IRGC tersebut.
"Para pendukung rezim Zionis akan mengalami kerugian serius, seperti halnya yang dialami oleh Zionis".
Serangan Israel ke Suriah
Sebanyak 18 orang tewas dalam serangan hari Senin (9/9/2024), yang merupakan serangan terbesar sejak perang dimulai di Gaza.
Dilaporkan AP News, salah satu lokasi yang menjadi sasaran adalah pusat penelitian yang digunakan dalam pengembangan senjata, kata pemantau perang.
Baca juga: Bagaimana Cara Iran Mengirim Rudal Fateh ke Rusia di Tengah Blokade AS, via Laut Kaspia atau Suriah?
Pejabat Suriah mengatakan lokasi sipil menjadi sasaran.
Israel kerap menargetkan lokasi militer di Suriah yang terkait dengan Iran dan kelompok militan Lebanon, Hizbullah.
Serangan tersebut semakin intens ketika Hizbullah saling tembak dengan pasukan Israel selama 11 bulan terakhir.