TRIBUNNEWS.COM, MALAYSIA - Pada Rabu (11/9/2024) lalu, polisi Malaysia menggerebek 20 panti asuhan di Selangor dan Negeri Sembilan yang diduga terkait dengan GISBH.
Polisi menyelamatkan 402 anak yang diyakini menjadi korban kekerasan fisik, kekerasan seksual, dan penelantaran.
Inspektur Jenderal Polisi Razarudin Husain mengatakan 13 anak jadi korban diduga telah disodomi.
Ia juga mengatakan sebagian besar dari mereka mengalami luka baru dan lama dan sekarang menjalani pemeriksaan medis di pusat pelatihan polisi.
Dikutip dari The Straits Times, Jumat (13/9/2024), panti asuhan itu dioperasikan oleh sebuah organisasi bisnis Islam di Malaysia yakni Islam Global Ikhwan Services and Business (GISB).
GISB mengatakan mereka tidak mengelola panti asuhan tersebut dan membantah tuduhan pelecehan seksual di properti tersebut.
"Inspektur Jenderal Polisi Razarudin Husain mengatakan bahwa 172 dari 392 anak telah disaring sebagai kemungkinan korban eksploitasi seksual," tulis kantor berita Malaysia Bernama.
Diduga Sekte Terlarang di Panti Asuhan
Polisi Malaysia memperluas penyelidikan mereka terhadap sebuah organisasi bisnis Islam besar yang memiliki hubungan dengan sebuah sekte terlarang.
Hal itu dilakukan setelah ratusan anak diselamatkan dari dugaan penganiayaan di panti asuhan yang diyakini dijalankan oleh kelompok tersebut.
Dikutip dari CNA, polisi menggerebek 20 tempat penampungan amal di dua negara bagian Malaysia pada hari Rabu.
Kemudian menangkap 171 tersangka termasuk guru dan pengasuh Islam, dan membawa 400 anak-anak dan remaja ke tempat aman .
Dalam kasus yang diyakini sebagai kasus terburuk yang menimpa Malaysia dalam beberapa dekade, polisi menduga para korban , berusia satu hingga 17 tahun, telah menjadi sasaran serangan seksual dan fisik.
Mereka juga diduga dipaksa oleh staf panti jompo untuk saling menyiksa satu sama lain.