Pejabat itu menyatakan, perang semacam itu dapat mengakibatkan jatuhnya korban jiwa yang signifikan di pihak Israel.
Tak hanya itu, banyak warga Israel yang berpotensi kehilangan rumah karena kemampuan rudal Hizbullah, yang dapat menyebabkan kerusakan luas pada infrastruktur Israel.
Berbicara di Konferensi Dialog Timur Tengah-Amerika (MEAD) pada hari Senin (9/9/2024), pejabat tersebut dilaporkan mengatakan, perang dengan Hizbullah bukanlah hal yang sepele.
"Ini (melawan Hizbullah) bukan permainan. Saya tidak meragukan kemampuan IDF, tetapi kita harus memikirkan fakta bahwa akan ada konsekuensi serius bagi kedua belah pihak," ujar pejabat itu yang diterbitkan Walla.
Ia menekankan, Israel mungkin akan sangat menderita jika berkonflik dengan Hizbullah.
Dan mungkin Israel tidak akan mencapai tujuannya jika nekat perang dengan Hizbullah.
Di mana sebelumnya muncul ide yakni soal penghancuran total Hizbullah atau penghapusan persenjataan misilnya.
"Ada ide untuk berperang dan kemudian melenyapkan semua rudal Hizbullah dan semuanya akan baik-baik saja. Tidak sesederhana itu," kata pejabat itu, menurut laporan tersebut.
"Tidak ada solusi ajaib. Anda tidak dapat menghancurkan pihak lain. Di akhir perang, Israel mungkin akan membayar harga yang mahal dan tidak akan mencapai tujuannya," imbuhnya lagi.
Baca juga: Wasekjen Hizbullah Ancam Israel: Perang di Lebanon akan Hasilkan Eksodus Besar-besaran Pemukim Utara
Laporan itu juga mengutip pejabat AS yang mengatakan perang di Lebanon akan mengakibatkan intervensi masyarakat internasional untuk mencapai penyelesaian diplomatik.
Sementara sebelumnya, seorang pejabat juga menyatakan pesimis tentang peluang Israel untuk bertahan dalam perang besar melawan Hizbullah.
Juni 2024 lalu, Haim Tomer, mantan pejabat senior di Satuan Tugas Intelijen dan Khusus, yang menjabat sebagai kepala Divisi Intelijen dan kepala Divisi Luar Angkasa, membahas kemungkinan implikasi dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Israel Haaretz.
Menurut Tomer, memasuki kampanye besar-besaran di Lebanon secara signifikan membahayakan kemampuan Israel untuk berfungsi sebagai negara dengan ekonomi, masyarakat, dan kehadiran internasional.
“Publik harus memahami bahwa perang habis-habisan mengancam visi Zionis Israel,” katanya.