Back mengatakan ledakan jarak jauh itu mengingatkannya pada alat peledak rakitan (IED) yang digunakan oleh pejuang di Irak dan Afghanistan.
"Mereka pada dasarnya memodifikasi ponsel menjadi alat peledak, di mana mereka benar-benar memasukkan bahan yang berenergi - seperti C4 atau semacamnya - dan mereka akan menaruhnya di sepanjang sisi jalan," katanya.
"Ketika mereka melihat kendaraan militer AS lewat, mereka akan menelepon telepon itu dan telepon itu akan meledak."
Meski masih belum jelas mekanisme pasti yang memicu ledakan itu, Back mengatakan satu hal yang pasti: tindakan itu disengaja dan direncanakan, karena peluang satu baterai lithium meledak secara spontan adalah sekitar satu banding satu berbanding 10 juta.
"Akan bertentangan dengan hukum fisika dan probabilitas jika semuanya meledak sekaligus," katanya.
SUMBER: NEW YORK POST