Gelombang Kedua Serangan Teror Israel Kembali Guncang Lebanon, Mampu Membakar Mobil dan Rumah
TRIBUNNEWS.COM - Ledakan kembali mengguncang Lebanon untuk hari kedua berturut-turut pada Rabu (18/9/2024) saat ratusan perangkat komunikasi "walkie-talkie" dan pager meledak di seluruh negeri.
Gelombang serangan kedua ini melukai banyak orang dan membakar mobil dan rumah.
Kantor Berita Nasional Lebanon mengonfirmasi sedikitnya tiga orang tewas pada Rabu, dan laporan tambahan menyebutkan kalau puluhan orang terluka karena ledakan massal ini.
Wartawan Israel Barak Ravid mengonfirmasi ledakan tersebut adalah "gelombang kedua" serangan teror Israel, "yang dimulai pada hari Selasa" ketika ribuan pager meledak di seluruh negeri, melukai sekitar 3.000 orang dan menewaskan sedikitnya 12 orang.
Sebagian besar ledakan hari Rabu dilaporkan menargetkan anggota gerakan perlawanan Lebanon Hizbullah, yang menggunakan perangkat walkie-talkie ICOM V82.
Beberapa ledakan bahkan terjadi selama prosesi pemakaman korban hari Selasa.
Israel Mau Serbu Lebanon
Israel menuai kecaman global pada hari Selasa setelah meledakkan ribuan perangkat komunikasi di Lebanon.
Pager, yang diperoleh dalam jumlah besar oleh Hizbullah, dilaporkan dicampur dengan bahan peledak oleh agen Mossad yang menyusup ke jalur pasokan.
Serangan itu terjadi saat Tel Aviv telah mengerahkan kembali pasukan dari Gaza ke garis depan utara menjelang apa yang digambarkan oleh para pejabat sebagai operasi "yang akan segera terjadi" di Lebanon.
"Misinya jelas: Kami bertekad untuk mengubah realitas keamanan sesegera mungkin. Komitmen para komandan dan pasukan di sini sudah lengkap, dengan kesiapan puncak untuk tugas apa pun yang akan diperlukan," kata kepala Komando Utara tentara Israel, Mayor Jenderal Ori Gordin, pada hari Selasa.
Kemampuan Tempur Hizbullah Terpukul
Ledakan pager mengakibatkan 'kerusakan besar' pada kemampuan operasional Hizbullah, Kata Mantan Jenderal Israel.
Ledakan besar perangkat komunikasi pager di Lebanon telah menyebabkan kerusakan besar pada kemampuan operasional Hizbullah, kata seorang mantan komandan militer Israel pada hari Selasa, Anadolu Agency melaporkan.
“Ini adalah kesempatan untuk mengubah dinamika konflik saat ini dengan Hizbullah,” Yiftah Ron-Tal, seorang Mayor Jenderal cadangan di tentara Israel, menambahkan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh Saluran Israel 14 .