News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Iran dan Yaman Murka atas Ledakan Massal Pager Hizbullah, Sebut Mentalitas Israel Haus Darah

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BEIRUT, LEBANON - 17 SEPTEMBER: Ambulans dikirim ke daerah di Beirut, Lebanon sementara pasukan keamanan mengambil tindakan pencegahan setelah sedikitnya delapan orang, termasuk seorang anak, tewas dalam ledakan massal perangkat komunikasi nirkabel yang dikenal sebagai pager pada 17 September 2024. Sekitar 2.800 orang lainnya juga terluka, termasuk 200 orang dalam kondisi kritis.

TRIBUNNEWS.com - Iran dan Yaman kompak mengutuk serangan perangkat komunikasi pager terhadap warga sipil dan pejuang Hizbullah di Lebanon, Selasa (17/9/2024).

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, menyebut serangan itu sebagai contoh dari "pembunuhan massal."

"Operasi teroris di Lebanon dilakukan sebagai kelanjutan dari operasi gabungan rezim Zionis dan agen bayaran mereka."

"Hal ini bertentangan dengan semua prinsip moral dan kemanusiaan, hukum internasional, khususnya hukum humaniter internasional."

"Mereka (Israel) layak dituntut, diadili, dan dihukum pidana internasional," urai Kanaani, Selasa, dikutip dari IRNA.

Kanaani menegaskan, aksi teror gabungan ini menjadi bukti, Israel - selain melakukan kejahatan perang dan genosida terhadap rakyat Palestina - juga telah menempatkan perdamaian dan keamanan regional dan internasional pada ancaman serius. 

"Oleh karena itu, menghadapi aksi-aksi teroris terhadap rezim dan ancaman-ancaman yang ditimbulkannya merupakan keniscayaan yang nyata."

"Masyarakat internasional harus bertindak cepat untuk menghadapi impunitas para penguasa kriminal Zionis," imbuhnya.

Sembari menyampaikan simpati dan solidaritasnya terhadap pemerintah, bangsa, dan perlawanan Lebanon serta keluarga para martir dan korban luka dalam operasi teroris ini, Kanaani mendoakan kesembuhan segera bagi semua yang terluka dalam insiden ini, termasuk duta besar Iran di Lebanon.

Ia juga menekankan Iran siap memberikan bantuan apapun kepada pemerintah dan rakyat Lebanon.

Terpisah, Kementerian Luar Negeri Yaman mengutuk keras "agresi teroris Zionis terhadap Lebanon."

Baca juga: Sumber Eksklusif Bongkar Strategi Mossad Ledakkan Pager Hizbullah: Menyadap, lalu Dikirim ke Lebanon

"Terutama pemboman yang disengaja terhadap perangkat komunikasi pager di berbagai kota di Lebanon," kata pernyataan itu, Selasa, dilansir Al Mayadeen.

Kementerian itu menekankan, tindakan tersebut merupakan "pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan kedaulatan Lebanon."

"Serangan ini merupakan simbol terorisme yang dilakukan oleh entitas Zionis," imbuh pernyataan tersebut.

Kementerian Luar Negeri Yaman menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mengambil peran dalam mengutuk agresi ini.

Menurutnya, sikap Israel tidak konsisten dengan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan norma serta perjanjian internasional.

Kementerian tersebut menyatakan "solidaritas penuh Republik Yaman dengan Republik Lebanon yang bersaudara," menegaskan hak Lebanon untuk membela diri dan "untuk menanggapi agresi Zionis yang brutal."

Menteri Informasi Yaman, Hashem Sharaf al-Din, juga mengutuk keras agresi Israel terhadap Lebanon,

Ia menggambarkan serangan itu sebagai pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional.

Sharaf al-Din menegaskan keyakinan rakyat Yaman, "agresi pengecut ini akan meningkatkan perlawanan Islam untuk mengalahkan entitas Israel dalam pertempuran untuk mempertahankan Lebanon dan Palestina."

Baca juga: 12 Kapal Israel Jadi Sasaran Iran, Panglima Tertinggi IRGC: Ini adalah Serangan Balasan

Ia menilai penggunaan perangkat pager untuk menyerang warga sipil Lebanon sebagai tindakan pengecut dan tidak manusiawi.

Menurutnya, hal ini menunjukkan mentalitas Israel yang kejam dan haus darah.

Sharaf al-Din mengecam lambatnya dan sikap bungkam masyarakat internasional dalam menghadapi kebrutalan dan terorisme Israel.

Ia menyatakan solidaritasnya dengan rakyat Lebanon dan keluarga korban, serta menekankan ketahanan dan hak mereka atas keadilan.

Reaksi Kelompok Perlawanan Palestina

Anggota Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, menyempatkan diri membaca kitab suci Al Quran di dalam terowongan di tengah perang melawan pasukan Israel. Hamas disebut-sebut memulihkan kekuatan secara cepat dan menyiapkan fase baru perang melawan IDF di Jalur Gaza. (khaberni/HO)

Dalam pernyataan yang dirilis, Hamas mengutuk keras serangan teroris Israel yang menargetkan warga sipil Lebanon dan pejuang Hizbullah.

"Israel harus bertanggung jawab penuh atas kejahatan berbahaya itu, yang melanggar semua hukum dan piagam," kata Hamas.

Lebih lanjut, Hamas menekankan, teror itu merupakan bagian dari operasi dan agresi Israel di Lebanon, yang didukung oleh AS.

Kelompok perlawanan itu menegaskan eskalasi Israel hanya akan membawa negara itu pada kegagalan, kekalahan, dan penghinaan yang lebih besar.

Hamas menyatakan pihaknya menghargai pengorbanan dan komitmen pejuang di Hizbullah dalam terus mendukung rakyat Palestina di Gaza.

Gerakan Perlawanan Palestina juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para martir dan mendoakan agar mereka yang terluka segera pulih.

"Kejahatan fasis Israel hanya akan memperkuat tekad rakyat dan tidak akan mematahkan tekad Perlawanan," tutup Hamas.

Sementara, Gerakan Al-Mujahidin mengecam "kejahatan kotor dan tidak bermoral yang menargetkan warga sipil di Lebanon menggunakan perangkat telekomunikasi di Lebanon, yang dilakukan oleh musuh Zionis pengecut." 

Serangan itu, menurut Al-Mujahidin, terjadi sebagai bagian dari perang genosida terhadap Palestina.

Gerakan itu dengan tegas menganggap pemerintahan Amerika Serikat (AS) bertanggung jawab atas kejahatan keji itu, bersama semua kejahatan lainnya.

Baca juga: Tentara Israel Salah Bunuh Sandera saat Targetkan Pemimpin Hamas, Sengaja Disembunyikan dari Publik

"Musuh tidak akan bisa mematahkan tekad Perlawanan bangsa kita, atau melunakkan tekad pejuang Hizbullah untuk terus mendukung Jalur Gaza, dengan melakukan kejahatan yang berbahaya dan pengecut," bunyi pernyataan itu.

Al-Mujahidin mendesak agar Israel "membayar harga atas kejahatannya yang mengerikan terhadap rakyat dan negara kami."

Kelompok itu juga menegaskan Israel harus mengakui mereka terlibat dalam pertempuran terbuka melawan semua kekuatan vital di wilayah tersebut. 

Al-Mujahidin menyerukan persatuan dan mobilisasi melawan pendudukan Israel dan AS.

Gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ) turut mengecam serangan di Lebanon.

PIJ menegaskan "operasi pengkhianatan yang dilakukan oleh Israel adalah murni kejahatan perang yang secara sengaja menimbulkan kerusakan besar di kalangan warga sipil."

PIJ menyebut srael menggunakan pilihan itu karena kekalahan dan minimnya opsi yang dimiliki, mengingat pukulan yang diterima dari berbagai front pendukung Perlawanan Palestina. 

Kelompok tersebut menyatakan kepercayaan dan keyakinannya sepenuhnya kepada Hizbullah, dengan mengatakan kelompok itu "mampu menahan serangan berbahaya ini dan membendung konsekuensinya dengan cepat."

"Kami yakin Hizbullah akan merespons secara proporsional terhadap besarnya kejahatan dan penargetan warga sipil, terutama keluarga para pejuang," tutup PIJ.

Brigade Al-Nasser Salah al-Din juga menyampaikan kegeramannya atas "kejahatan biadab terhadap saudara-saudara di Lebanon."

Gerakan itu mencatat, agresi tersebut merupakan upaya putus asa Israel untuk menghentikan amukan Lebanon.

"Kami yakin kemampuan saudara-saudara kami dalam Perlawanan Islam untuk memastikan pembalasan dan menanggapi kejahatan keji itu, serta terus mendukung rakyat Palestina, berapapun pengorbanannya," kata Brigade Al-Nasser Salah al-Din.

Diketahui, ledakan massal pager di Lebanon telah menewaskan sembilan orang, termasuk seorang anak-anak, dikutip dari Anadolu Ajansi.

Sementara, sekitar 2.750 lainnya terluka, termasuk 200 korban kritis, kata Menteri Kesehatan Lebanon, Firas Al-Abiad.

Media Lebanon menyatakan, ribuan pager meledak setelah adanya pelanggaran sistem komunikasi oleh Israel.

Hal ini kemudian dikonfirmasi oleh Hizbullah.

"Sekitar pukul 3:30 siang waktu setempat pada Selasa, 17 September 2024, beberapa perangkat pager yang digunakan oleh berbagai anggota unit dan lembaga Hizbullah meledak," kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan.

Hizbullah menyebut Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas ledakan tersebut dan bersumpah akan melakukan "balasan yang adil dari pihak yang tak terduga" terhadap Tel Aviv.

Meski Israel belum memberikan komentar secara langsung, Penasihat dekat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Topas Luk, mengisyaratkan Tel Aviv berada di balik insiden itu.

Hal tersebut ia sampaikan di sebuah postingan di X pada Selasa pagi, namun segera dihapus.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini