Pernyataan itu muncul menyusul rilis penilaian terbaru IAEA atas kepatuhan Iran terhadap perlindungan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) pada akhir Agustus.
Penilaian tersebut menyatakan Iran gagal mematuhi tuntutan resolusi dewan IAEA terbaru dari Juni 2024.
Baca juga: Armada Pasifik Rusia dan Angkatan Laut China Gelar Latihan Perang Gabungan di Laut Jepang
Laporan itu mengungkap peningkatan berkelanjutan Iran dalam persediaan uranium yang diperkaya hingga mendekati tingkat senjata, dengan total 64,7 kilogram (142,7 pon) uranium yang diperkaya hingga 60 persen hingga 17 Agustus.
Ini merupakan peningkatan sebesar 22,6 kilogram (49,8 pon) sejak laporan terakhir IAEA pada Mei 2024.
Andrea Stricker, Peneliti FDD dan Wakil Direktur Program Nonproliferasi dan Biopertahanan FDD, mengatakan: “Komunitas intelijen AS tidak dapat lagi menegaskan bahwa Iran tidak melakukan aktivitas senjata nuklir, namun kebijakan Washington terhadap Iran masih belum jelas. Para pembuat undang-undang khawatir bahwa rezim tersebut dapat memanfaatkan kegagalan kebijakan ini dan kekacauan musim pemilihan AS untuk segera memiliki senjata nuklir.”
Pada bulan Juni, kantor berita Axios melaporkan, menurut beberapa laporan intelijen AS dan Israel, ilmuwan nuklir Iran telah melakukan pekerjaan yang terkait dengan "persenjataan" bahan nuklir Iran, sementara sebuah cerita di Wall Street Journal pada awal Agustus mengutip seorang pejabat AS yang mengatakan penelitian tersebut "dapat mempersempit kesenjangan pengetahuan yang dihadapi Teheran dalam menguasai kemampuan untuk membangun senjata."
Jika Rusia menyediakan Iran dengan keahlian teknis untuk membantunya meningkatkan proses manufaktur, hal itu dapat memungkinkan rezim tersebut memproduksi uranium tingkat senjata dengan cepat dalam waktu singkat dengan persediaan yang ada.
Update Perang Rusia-Ukraina
Berikut ini peristiwa terbaru yang terjadi selama perang Rusia-Ukraina yang telah memasuki hari ke-936 pada Senin (16/9/2024).
Moskow dan Kyiv saling serang dengan pesawat nirawak dan rudal selama akhir pekan.
Angkatan Udara Ukraina mengatakan pada hari Minggu (15/9/2024), bahwa mereka menembak jatuh 10 dari 14 pesawat nirawak dan satu dari tiga rudal yang diluncurkan Rusia semalam.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan mereka menembak jatuh 29 pesawat nirawak Ukraina di wilayah barat dan barat daya.
Tak ada kerusakan yang disebabkan oleh puing-puing yang jatuh, The Guardian melaporkan.
Mereka juga mengatakan pesawat nirawak Ukraina lainnya ditembak jatuh pada Minggu (15/9/2024) pagi di wilayah Ryazan barat.
Selengkapnya, simak peristiwa lainnya yang dirangkum Tribunnews.com berikut ini.