Media Lebanon melaporkan ratusan orang terluka pada hari Rabu akibat ledakan tersebut dan 14 orang tewas, menurut menterian Kesehatan Lebanon.
Baca juga: Pager Hizbullah Meledak, Iran Tuduh Israel Lakukan Pembunuhan Massal, Kutuk Aksi Rezim Zionis
Hizbullah menuduh Israel sebagai penyabotase, sementara Yerusalem tetap bungkam mengenai isu tersebut.
Namun beberapa media asing melaporkan bahwa Mossad dan intelijen IDF berada di baliknya.
Menhan Israel Senang
Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant secara eksplisit memuji intelijen Israel Mossad, beserta seluruh lembaga pertahanan, atas pencapaian besar terkait serangan pager Lebanon.
Dia mengatakan bahwa mereka memasuki "fase baru" perang dengan Hizbullah.
"Kami sedang membuka babak baru dalam perang - ini membutuhkan keberanian, tekad dan ketekunan dari kami," katanya seperti dikutip Reuters .
Sementara itu, Kepala Angkatan Darat Israel Herzi Halevi mengatakan bahwa mereka memiliki banyak "kemampuan" yang "belum mereka aktifkan".
"Kami merencanakan ke depan secara bertahap. Pada setiap tahap, harga yang dibayarkan oleh Hizbullah harus tinggi," katanya.
Ledakan pager yang digunakan anggota Hizbullah juga melukai lebih dari 2.750 orang.
Setidaknya 14 orang tewas dan lebih dari 450 orang terluka setelah pager dan perangkat elektronik lainnya yang digunakan oleh anggota Hizbullah meledak pada hari Rabu, sehari setelah ledakan pager.
Pasukan keamanan internal Lebanon mengatakan sejumlah perangkat komunikasi nirkabel diledakkan di seluruh negeri pada hari Selasa, terutama di pinggiran selatan Beirut, basis Hezbollah. Pimpinan Hezbollah menuduh bahwa itu adalah "pelanggaran Israel" terhadap komunikasinya.
Mossad, badan mata-mata Israel, dilaporkan menanam bahan peledak di dalam pager yang diimpor oleh Hizbullah.
Namun, seorang pembuat pager Taiwan membantah telah memproduksi perangkat pager yang meledak dalam serangan berani yang meningkatkan prospek perang skala penuh antara Hizbullah yang didukung Iran dan Israel.
Khususnya, Hizbullah telah menginstruksikan anggotanya untuk menghindari ponsel setelah perang Israel-Hamas dimulai pada Oktober tahun lalu dan sebaliknya mengandalkan sistem telekomunikasinya sendiri untuk mencegah pelanggaran Israel.