TRIBUNNEWS.com - Menteri Komunikasi Israel, Shlomo Karhi, diejek "bodoh" oleh warga Israel buntut cuitannya di X, baru-baru ini.
Ejekan itu dilontarkan setelah Karhi mengutip salah satu ayat di media sosial, yang menyiratkan keterlibatan Israel dalam ledakan massal di Lebanon yang terjadi pada Selasa (17/9/2024) dan Rabu (18/9/2024), menurut laporan Yedioth Ahronoth, dikutip Anadolu Ajansi.
Ayat yang dikutip Karhi di X berbunyi, "Kesedihan, kekosongan, kehancuran, hati yang meleleh, bertekuk lutut, dan darah mengalir ke segala arah."
Ayat itu diambil dari kitab Nahum, yang diyakini ditulis antara 663-612 SM (sebelum masehi).
Ayat itu membahas tentang jatuhnya Kekaisaran Asyur selama pengasingan Babilonia.
Unggahan Karhi itupun memicu ejekan dan kritik di kalangan warga Israel.
Beberapa orang menyebutnya "bodoh".
"Terima kasih kepada Menteri (Karhi) karena telah mengambil tanggung jawab resmi," kata seorang warga Israel di X.
"Seorang menteri pemerintah menyebut kita yang bertanggung jawab?" timpal lainnya.
"Berhentilah menunjukkan kebodohanmu pada kami," komentar yang lain.
"Untuk sesaat, kami lupa betapa bodohnya Anda," imbuh lainnya.
Baca juga: Anggota Kongres AS Jadi Agen Bayaran Israel, Dapat Untung Rp11 Miliar dari Mendukung Zionis
Diketahui, setidaknya 14 orang tewas dan lebih dari 450 orang terluka pada Rabu, dalam gelombang baru ledakan perangkat komunikasi nirkabel.
Serangan itu menargetkan ribuan pager dan perangkat nirkabel ICOM yang digunakan oleh anggota Hizbullah, Hamas, dan petugas medis di seluruh Lebanon, menurut Kementerian Kesehatan.
Ini adalah hari kedua berturut-turut terjadinya ledakan bom, yang sejauh ini telah menewaskan 26 orang dan melukai lebih dari 3.250 orang.
Ledakan itu terjadi di tengah meningkatnya eskalasi perbatasan antara Israel dan Hizbullah.
Kedua negara telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya serangan mematikan Tel Aviv terhadap Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41.000 korban, sebagian besar wanita dan anak-anak.
Israel Siaga Tinggi
Pasca-ledakan massal pager di Lebanon, militer Israel pada Selasa, memperingatkan warganya untuk berhati-hati.
"Kepala Staf Umum, Herzi Halevi, mengadakan penilaian situasi malam ini (Selasa), dengan partisipasi Forum Staf Umum, dengan fokus pada kesiapan dalam penyerangan dan pertahanan di semua arena," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.
"Saat ini tidak ada perubahan pada pedoman pertahanan Komando Front Dalam Negeri."
"Masyarakat diminta untuk tetap waspada dan siaga, dan setiap perubahan kebijakan akan segera diperbarui," lanjut pernyataan itu.
Baca juga: 5 Bulan Sebelum Ledakan Massal di Lebanon, Israel Dilaporkan Tanam Peledak di 5.000 Pager Hizbullah
Menurut situs berita Israel, Walla, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyetujui ledakan pager di Lebanon selama konsultasi keamanan dengan menteri senior dan kepala intelijen awal minggu ini.
Sementara, sumber eksklusif mengatakan kepada Sky News Arabia, Badan Intelijen Israel, Mossad, adalah dalang di balik meledaknya ribuan pager milik Hizbullah di Lebanon, Selasa.
Menurut sumber itu, pager yang digunakan Hizbullah telah lebih dulu jatuh ke tangan Israel, sebelum dikirim ke kelompok perlawanan Lebanon tersebut.
Ribuan pager itu lantas disadap dan ditanam bahan peledak oleh Mossad, baru kemudian dikirim ke Lebanon untuk digunakan pejuang Hizbullah.
Bahan peledak yang dimaksud adalah pentaerythritol tetranitrate (PETN).
"Mossad berhasil menyadap perangkat komunikasi Hizbullah sebelum dikirimkan ke kelompok tersebut," kata sumber itu.
"Mossad memasang sejumlah bahan peledak PETN dalam baterai pager, yang diledakkan dengan cara meningkatkan suhu baterai," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)