Rekaman Tunjukkan Tentara Israel Dorong Jenazah Pakai Kaki dari Atap di Qabatiyah Tepi Barat
TRIBUNNEWS.COM - Rekaman serangan Israel di Tepi Barat yang diduduki menunjukkan seorang tentara Israel (IDF) mendorong seorang pria yang tampaknya sudah meninggal dari atap sebuah bangunan.
Aksi kejam personel IDF ini digambarkan oleh pihak militer IDF pada Jumat (20/9/2024) sebagai "insiden serius".
Baca juga: Israel Ubah Tepi Barat Jadi Gaza Baru: IDF Lempar Jenazah dari Atap, Diangkut Pakai Capit Buldoser
Rekaman AFPTV dari operasi militer IDF di kota Qabatiyah, dekat Jenin, pada Kamis (19/9/2024) menunjukkan seorang tentara Israel menggunakan kakinya untuk menggulingkan mayat ke tepi atap.
"Tentara IDF itu kemudian mendorong jenazah tersebut (hingga jatuh), sementara setidaknya dua tentara lainnya menyaksikan," tulis laporan Anews, Jumat.
Qabatiyah berada di Tepi Barat utara, tempat militer Israel telah melakukan serangan besar-besaran sejak akhir Agustus yang menurut kementerian kesehatan Palestina telah menewaskan puluhan orang.
Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat bahwa empat anggota milisi perlawanan Palestina tewas "dalam baku tembak" di Qabatiyah, sementara tiga lainnya tewas dalam serangan udara terhadap sebuah kendaraan.
Ketika ditanya tentang rekaman yang menunjukkan seorang tentara mendorong mayat dari atap, militer IDF mengatakan tindakan itu bertentangan dengan nilai-nilainya.
"Ini adalah insiden serius yang tidak sesuai dengan nilai-nilai (Pasukan Pertahanan Israel) dan harapan dari tentara IDF. Insiden tersebut sedang ditinjau," kata pernyataan IDF.
Gedung Putih pada hari Jumat menggambarkan rekaman itu sebagai "disturbing footage (sangat mengganggu)", dan mengatakan telah menuntut penjelasan dari Israel.
"Kami telah melihat video itu, dan kami merasa sangat terganggu. Jika terbukti asli, itu jelas akan menggambarkan perilaku yang menjijikkan dan mengerikan oleh tentara profesional," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby.
Meningkatnya Kekerasan
Kekerasan di Tepi Barat telah meningkat seiring dengan perang di Gaza yang dipicu oleh serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023 terhadap Israel.
Serangan Hamas dalam tajuk Banjir Al Aqsa itu dinyatakan sebagai akumulasi penindasan dan penjajahan Israel terhadap warga dan tanah Palestina, serta situs-situs sucinya, selama bertahun-tahun, baik di Jalur Gaza maupun di Tepi Barat.
Sejak serangan 7 Oktober itu, pasukan atau pemukim Israel telah menewaskan sedikitnya 682 warga Palestina di Tepi Barat, menurut kementerian kesehatan Palestina.
Setidaknya 24 warga Israel, termasuk anggota pasukan keamanan, telah tewas dalam serangan selama periode yang sama, kata pejabat Israel.
Sejak serangan besar-besaran Israel ke Tepi Barat dimulai pada akhir Agustus, Hamas dan kelompok perlawanan lainnya, Jihad Islam, telah mengklaim sedikitnya 14 orang yang tewas sebagai anggota mereka.
Militer mengatakan bahwa salah satu dari mereka yang tewas di Qabatiyah adalah Shadi Zakarneh, dan mengidentifikasi dia sebagai "yang bertanggung jawab untuk mengarahkan dan melakukan serangan di wilayah Tepi Barat utara".
Dikatakan bahwa dia adalah "kepala organisasi bersenjata" di Qabatiyah, tetapi tidak menyebutkan kelompok mana dia berasal.
Operasi besar Israel di Tepi Barat terkadang "dalam skala yang tidak pernah disaksikan dalam dua dekade terakhir", kata kepala hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa Volker Turk pada tanggal 9 September.
Israel telah menduduki Tepi Barat sejak tahun 1967 dan pasukannya secara teratur melakukan serangan ke komunitas Palestina, tetapi penduduk mengatakan serangan saat ini merupakan eskalasi.