Nasrallah mengatakan, warga Israel yang mengungsi dari rumah-rumah di dekat perbatasan Lebanon karena pertempuran, tidak akan dapat kembali hingga perang di Gaza berakhir.
Serangan selama dua hari yang menargetkan ribuan pager dan walkie talkie milik Hizbullah, telah banyak disalahkan pada Israel.
Hal ini meningkatkan kekhawatiran bahwa baku tembak yang terjadi hampir setiap hari selama 11 bulan antara Hizbullah dan Israel akan meningkat menjadi perang habis-habisan.
Di sisi lain, Israel tidak membenarkan atau membantah keterlibatan dalam serangan tersebut.
Nasrallah mengatakan, kelompoknya sedang menyelidiki bagaimana pengeboman itu dilakukan.
“Ya, kami mengalami pukulan yang sangat keras dan dahsyat,” katanya.
“Musuh telah melewati semua batas dan garis merah,” jelas dia.
Sambil menunjuk jumlah pager dan walkie talkie, ia menuduh Israel berniat membunuh ribuan orang sekaligus.
“Musuh akan menghadapi hukuman yang berat dan adil dari tempat yang mereka duga dan tidak duga," imbuhnya.
Baca juga: Israel Kesulitan Bobol Jaringan Komunikasi Hamas, Hizbullah Jauh Lebih Mudah
Update Perang Israel-Hamas
Dikutip dari Al Jazeera, Hizbullah mengatakan pihaknya menembakkan 140 roket ke Israel setelah Lebanon selatan menjadi sasaran serangan Israel.
Pertahanan sipil Gaza mengatakan sebanyak 17 warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Gaza pada Jumat ini.
Video memperlihatkan tentara Israel mendorong mayat-mayat dari atap saat serangan Israel menyebabkan lima warga Palestina tewas di Qabatiya di Tepi Barat yang diduduki.
Israel dan Hizbullah saling tembak lintas perbatasan sementara warga di Lebanon membuang perangkat elektronik mereka setelah ledakan menewaskan 37 orang dan melukai hampir 3.000 orang pada hari Selasa dan Rabu.
Serangan Israel terus berlanjut di Gaza utara, menewaskan dua orang di Kota Gaza dan Beit Hanoun, menambah jumlah korban tewas menjadi puluhan orang dalam satu hari terakhir.
Baca juga: Iran Pastikan Proksinya Akan Balaskan Dendam Hizbullah dan Hamas: Kita Saksikan Kehancuran Israel