TRIBUNNEWS.COM - Israel mengatakan Hizbullah menembakkan ratusan roket dari Lebanon, Jumat (20/9/2024).
Serangan Hizbullah ini dilakukan setelah pemimpinnya bersumpah untuk membalas dendam atas serangan sabotase mematikan pada komunikasinya.
Saling serang antara Israel dan Hizbullah di perbatasan semakin intensif, ketika Dewan Keamanan PBB bersiap untuk membahas serangan terhadap pager dan radio dua arah di Lebanon.
Ledakan pager dan walkie talkie milik Hizbullah menewaskan 37 orang dan melukai ribuan orang selama dua hari.
Hizbullah mengatakan, pihaknya menargetkan sedikitnya enam pangkalan militer Israel dengan salvo tembakan roket.
Serangan itu sebagai tanggapan atas pemboman semalam yang digambarkan oleh orang-orang di Lebanon selatan sebagai salah satu yang paling ganas sejauh ini.
"Sekitar 140 roket ditembakkan dari Lebanon dalam waktu satu jam," kata seorang juru bicara militer Israel, Jumat, dilansir Arab News.
Militer Israel mengatakan, semalam jet-jetnya menghantam infrastruktur dan sekitar 100 peluncur yang siap ditembakkan.
Sementara, Hizbullah mengatakan dua pejuangnya tewas, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Ledakan di Lebanon selama 2 Hari
Sekitar 3.000 pager yang dibawa oleh anggota Hizbullah meledak secara bersamaan pada Selasa (17/9/2024).
Selain itu, terjadi serangan melibatkan radio genggam atau walkie talkie di Lebanon pada Rabu (18/9/2024).
Baca juga: Roket Hizbullah Hancurkan Israel Utara, Pesawat Tempur Israel Timbulkan Kekacauan di Lebanon Selatan
Serangan terhadap perangkat elektronik tersebut tampaknya merupakan puncak dari operasi selama berbulan-bulan oleh Israel untuk menargetkan sebanyak mungkin anggota Hizbullah sekaligus — tetapi warga sipil juga terkena dampaknya.
Sebanyak 37 orang tewas, termasuk dua anak-anak, dan sekitar 3.000 orang terluka dalam ledakan pada hari Selasa dan Rabu.
Diberitakan AP News, Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, berjanji untuk terus melancarkan serangan harian terhadap Israel, meskipun terjadi sabotase mematikan terhadap perangkat komunikasi anggotanya.
Nasrallah mengatakan, warga Israel yang mengungsi dari rumah-rumah di dekat perbatasan Lebanon karena pertempuran, tidak akan dapat kembali hingga perang di Gaza berakhir.
Serangan selama dua hari yang menargetkan ribuan pager dan walkie talkie milik Hizbullah, telah banyak disalahkan pada Israel.
Hal ini meningkatkan kekhawatiran bahwa baku tembak yang terjadi hampir setiap hari selama 11 bulan antara Hizbullah dan Israel akan meningkat menjadi perang habis-habisan.
Di sisi lain, Israel tidak membenarkan atau membantah keterlibatan dalam serangan tersebut.
Nasrallah mengatakan, kelompoknya sedang menyelidiki bagaimana pengeboman itu dilakukan.
“Ya, kami mengalami pukulan yang sangat keras dan dahsyat,” katanya.
“Musuh telah melewati semua batas dan garis merah,” jelas dia.
Sambil menunjuk jumlah pager dan walkie talkie, ia menuduh Israel berniat membunuh ribuan orang sekaligus.
“Musuh akan menghadapi hukuman yang berat dan adil dari tempat yang mereka duga dan tidak duga," imbuhnya.
Baca juga: Israel Kesulitan Bobol Jaringan Komunikasi Hamas, Hizbullah Jauh Lebih Mudah
Update Perang Israel-Hamas
Dikutip dari Al Jazeera, Hizbullah mengatakan pihaknya menembakkan 140 roket ke Israel setelah Lebanon selatan menjadi sasaran serangan Israel.
Pertahanan sipil Gaza mengatakan sebanyak 17 warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Gaza pada Jumat ini.
Video memperlihatkan tentara Israel mendorong mayat-mayat dari atap saat serangan Israel menyebabkan lima warga Palestina tewas di Qabatiya di Tepi Barat yang diduduki.
Israel dan Hizbullah saling tembak lintas perbatasan sementara warga di Lebanon membuang perangkat elektronik mereka setelah ledakan menewaskan 37 orang dan melukai hampir 3.000 orang pada hari Selasa dan Rabu.
Serangan Israel terus berlanjut di Gaza utara, menewaskan dua orang di Kota Gaza dan Beit Hanoun, menambah jumlah korban tewas menjadi puluhan orang dalam satu hari terakhir.
Baca juga: Iran Pastikan Proksinya Akan Balaskan Dendam Hizbullah dan Hamas: Kita Saksikan Kehancuran Israel
Pasukan Israel mengebom sebuah mobil di Suriah yang sedang menuju bandara Damaskus, menewaskan seorang “tokoh senior”, menurut media pemerintah Suriah.
Menteri Kesehatan Lebanon mengatakan ledakan terkoordinasi yang terjadi minggu ini di seluruh negeri tidak “melemahkan keinginan” rakyat.
Pejabat Palestina menyatakan kemarahannya atas rekaman yang memperlihatkan tentara Israel menendang mayat warga Palestina dari atap gedung di Tepi Barat.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan tindakan tersebut mengungkap "kebrutalan" tentara Israel.
Setidaknya 41.272 orang tewas dan 95.551 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.
Di Israel, jumlah korban tewas dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober sedikitnya 1.139 orang sementara lebih dari 200 orang ditawan.
(Tribunnews.com/Nuryanti)