News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tahun yang Hilang: Pendidikan Siswa Gaza Terlantar Selama Perang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tahun yang Hilang: Pendidikan Siswa Gaza Terlantar Selama Perang

Israel berulang kali menuding kelompok Hamas dan kelompok militan lainnya berlindung di balik fasilitas sipil seperti sekolah dan rumah sakit untuk tujuan militer. Sementara Hamas yang memerintah Gaza telah sering membantah tudingan ini.

Israel sengaja targetkan lembaga pendidikan di Gaza?

Menurut data yang dikumpulkan antara 23 Oktober 2023 dan Juli 2024 oleh Kementerian Pendidikan dan Pendidikan Tinggi Palestina di Ramallah, sedikitnya 20 kampus universitas rusak parah, dan lebih dari 31 gedung universitas hancur.

Beberapa kampus, seperti Universitas Al-Azhar di Kota Gaza, tempat Lana Haroun seharusnya berkuliah, tampaknya digunakan sementara oleh militer Israel, seperti yang terlihat pada video media sosial yang diunggah oleh tentara Israel.

Para kritikus menuduh Israel sengaja menargetkan lembaga pendidikan. "Mungkin masuk akal untuk bertanya apakah ada upaya yang disengaja untuk menghancurkan sistem pendidikan Palestina secara menyeluruh, tindakan yang dikenal sebagai 'skolastisida'," kata sekelompok pakar pendidikan PBB dalam sebuah pernyataan pada bulan April.

Mereka menambahkan, serangan itu "menyajikan pola kekerasan sistematis yang ditujukan untuk menghancurkan fondasi masyarakat Palestina."

Serangan balasan Israel terhadap Gaza telah menewaskan lebih dari 41.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Serangan ini dipicu oleh setelah serangan pada Oktober 2023 oleh Hamas dan kelompok militan lainnya menewaskan 1.200 orang dan menyebabkan 250 orang disandera. Hamas ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Jerman, AS, Uni Eropa, dan beberapa negara lain.

Studi daring terus berlanjut di tengah perang

Di tengah trauma perang, para ahli mengatakan sebagian besar pemuda Gaza akan membutuhkan dukungan kesehatan mental dan psikososial selama bertahun-tahun mendatang, bersama dengan dukungan pendidikan.

Sejumlah lembaga bantuan dan inisiatif swasta telah menyiapkan program informal untuk membantu anak-anak sekolah. Bagi mahasiswa, tantangan saat ini tidak kalah berat.

Pada awal musim panas, beberapa universitas di Tepi Barat yang diduduki Israel mulai menawarkan kelas virtual agar sebagian mahasiswa di Gaza dapat melanjutkan studi mereka.

Andira Abdallah, dosen di Departemen Bahasa dan Penerjemahan Universitas Birzeit, menjadi sukarelawan dan membantu dua mahasiswa di Gaza mendalami tata bahasa Inggris dan membaca teks pendek. Ia melakukan itu dari ruang tamunya di Ramallah.

"Satu setengah jam ini mungkin satu-satunya kesempatan bagi mereka untuk membahas hal lain selain bertahan hidup," kata Abdallah kepada DW. "Kami hanya membahas tema akademis. Saya tahu saya tidak dapat melakukan apa pun untuk membantu mereka, atau meringankan penderitaan mereka."

Semangat belajar siswa Gaza tak padam

Banyak siswa telah bolak-balik mengungsi bersama keluarga dan teman-teman yang tersebar di seluruh Gaza. Beberapa telah kehilangan orang yang mereka cintai, dan banyak yang tidak punya rumah untuk kembali.

Perang telah membuat sedikitnya 1,9 juta orang Palestina jadi pengungsi, menurut PBB. Angka ini nyaris mencapai keseluruhan populasi yang berjumlah 2,3 juta orang.

Kadang-kadang, siswa tidak dapat mengakses internet karena internet di Gaza terputus, meskipun pelajarannya hanya berupa audio. Fatma Asfour, salah satu siswa, berbicara dengan DW saat dia berada di antara tenda-tenda di Khan Younis. Asfour mengatakan kesulitan mencari tempat yang terhubung ke internet dan untuk mengisi ulang baterai ponselnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini