News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Delapan hotel kapsul terunik di dunia

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Delapan hotel kapsul terunik di dunia

Dari pipa saluran air limbah yang didaur ulang di Kolombia hingga bola-bola yang tergantung di langit di Kanada, hotel kapsul terlahir kembali untuk generasi pelancong baru.

Pada malam hari, hotel kapsul pertama di dunia yang didirikan di Osaka, Jepang, pada 1979, terlihat seperti kamar mayat, dengan deretan kapsul tidur sempit, masing-masing berisi satu tubuh yang berbaring.

Namun, pada hari berikutnya, para penghuni–kebanyakan pebisnis yang telah bekerja larut malam–akan bangun dan kembali ke kantor. Mereka bersyukur atas solusi tidur yang efisien ini, yang telah menghemat perjalanan pulang mereka pada dini hari.

Seiring berkembangnya konsep penginapan semacam ini, turis yang senang tidur di kamar yang tidak lebih besar dari tempat tidurnya mulai berbaur dengan mereka, bersemangat untuk mencoba aspek budaya Jepang yang tidak biasa ini.

Saat ini tarif kamar hotel yang tinggi–didorong kenaikan harga real estate selama bertahun-tahun–membuat ongkos sewa hotel berbiaya rendah ini menjadi turut naik.

Padahal, tadinya, konsep hotel semacam ini menjadi alternatif buat para pelancong beranggaran terbatas yang tidak mampu menginap di hotel konvensional, menawarkan lebih banyak privasi daripada hotel berkonsep asrama, dan lebih banyak kenyamanan dan konektivitas daripada berkemah.

Hotel kapsul, yang sebagian besar merupakan hunian tunggal, juga menjawab tren perjalanan solo saat ini. Bahkan hotel kapsul yang dikhususkan untuk pria atau perempuan saja, dianggap bisa memberikan keamanan tambahan.

Dengan pasar hotel kapsul global diproyeksikan mencapai US$327 juta (sekitar Rp5 triliun dengan kurs September 2024) pada tahun 2031, tipe hotel baru yang menggabungkan konsep hotel kapsul dengan unsur-unsur lain pun bermunculan untuk mempertahankan tren ini dan menarik pelanggan baru.

Mereka menggoda generasi TikTok dengan bentuk yang semakin nyeleneh, dari pipa saluran air limbah yang didaur ulang di gurun Kolombia hingga kapsul luar angkasa dengan dasbor pengontrol nuansa kapsul di pusat kota Sydney, Australia.

Semua hotel kapsul tersebut menjanjikan pengalaman unik sekaligus cerita yang dapat dibagikan di media sosial.

Sementara itu, hotel kapsul–sekaligus toko buku–mengundang para pecinta buku untuk tidur di antara rak-rak buku, dan versi butik membawa kemewahan ke pasar tradisional tanpa embel-embel dekorasi mewah atau janji selimut bulu angsa yang lembut.

Saat konsep ini terus berinovasi, berikut adalah delapan contoh yang paling luar biasa.

Laboratorium tidur

Nine Hours, yang memiliki 13 cabang di seluruh Jepang, dari Fukuoka di barat hingga pulau Hokkaido di timur laut, punya produk sampingan yang tidak biasa: data tidur.

Di cabang mereka yang berada di Stasiun Shinagawa (hanya untuk pria) dan Akasaka, tamu dapat mendaftar untuk layanan sembilan jam tidur yang mencakup tes kualitas tidur.

Selama para tamu tidur di kapsul tersebut, sensor akan mendeteksi segala sesuatunya, mulai dari pernapasan hingga ekspresi wajah untuk menghasilkan laporan tidur yang melacak detak jantung, mengidentifikasi gangguan tidur, dan bahkan memantau dengkuran.

Di ceruk bisnis, di mana penginapan yang baru atau berbiaya rendah sering diprioritaskan daripada kenyamanan, Nine Hours berfokus pada seberapa baik tamu tidurnya tidur. Itulah yang membedakannya.

Di seluruh waralabanya, hotel kapsul ini memiliki dekorasi minimalis putih, dengan deretan kapsul tidur ramping yang berkilau, membuatnya terlihat seperti set di film fiksi ilmiah.

Nama hotel ini mengacu pada konsep penghematan biaya hotel, yang mengurangi sewa kamar menjadi sembilan jam yang penting, memungkinkan tujuh jam untuk tidur dan satu jam di kedua sisinya untuk mencuci dan berpakaian. Hanya butuh tidur siang? Tarif per jam juga tersedia.

Menginap di tebing

Bermalam di kapsul tidur transparan yang menempel pada sisi tebing di atas Lembah Suci Peru mungkin tidak cocok untuk semua orang. Namun bagi mereka yang menyukai petualangan, penginapan ini sulit untuk diabaikan.

Apalagi, tempat ini menawarkan pemandangan 300 derajat yang luar biasa dari pegunungan sekitarnya dan burung pemangsa yang menakutkan yang tinggal di sana.

Pendakian hampir vertikal sejauh 400 meter adalah satu-satunya cara untuk mencapai Skylodge Adventure Suites.

Meski begitu, tamu-tamu yang ingin menginap di sini tidak perlu memiliki keterampilan memanjat. Yang dibutuhkan hanya kesehatan yang baik dan tidak takut ketinggian. Untuk turun dari hotel ini, prosesnya lebih cepat karena menggunakan kabel.

Setiap kapsul di hotel ini dilengkapi kamar mandi pribadi, yang memastikan perjalanan malam ke toilet tidak mengancam jiwa. Saat matahari terbit, Anda dapat menikmati secangkir teh di dek pribadi.

Mencari sedikit kemewahan? Sedikit lebih jauh ke bawah, ke arah sungai Urubamba, ada hotel kapsul Starlodge, yang memiliki bak mandi air panas di lereng.

Oase gurun

Tubo Hotel, La Tatacoa hanya berjarak 10 menit berkendara dari gurun terbesar kedua di Kolombia, Tatacoa, yang terkenal dengan langit berbintang.

Setelah Anda melihat kaktus raksasa dan formasi batu unik dari pasir berwarna kayu manis Tatacoa, hotel warna-warni dengan kamar-kamar kecil berpendingin ruangan dan kolam renang bersama ini menawarkan oase yang menyenangkan.

Sebanyak 37 kapsul dibentuk dari pipa saluran air limbah beton yang dicat berwarna cerah, memberikan ruang yang cukup untuk tempat tidur ganda

Hampir setengah dari puluhan kamar itu tidak memiliki kamar mandi pribadi, tetapi ada kamar mandi bersama. Tarif kamarnya sangat murah. Anda juga dapat menghabiskan waktu di taman yang teduh, bar, dan restoran di depan pintu Anda.

"Tempat yang inovatif dan penuh warna ini menawarkan Anda pengalaman unik," kata Ambar Quintana, pengelola hotel.

"Hotel ini memiliki semua yang Anda butuhkan untuk beristirahat di lingkungan alam dengan udara segar dan vegetasi."

Menyatu dengan alam

Digantung di antara pohon-pohon cemara seperti bola Natal yang berukuran besar, Free Spirit Spheres di Pulau Vancouver, Kanada, membuat Anda "seperti mengambang di kanopi di antara burung-burung yang tidur", menurut pemilik hotel tersebut, Tom Chudleigh.

Kapsul pertama dibuka untuk publik 25 tahun lalu, didorong oleh keinginan untuk mempromosikan ekoturisme dan melestarikan hutan purba Kanada.

Saat ini terdapat tiga kapsul, masing-masing didasarkan pada prinsip biomimikri dan dibentuk dari biji raksasa atau cangkang kenari: ringan tetapi dengan cangkang yang kuat.

Kapsul "Eryn" dibentuk dari Sitka spruce dan memiliki ruang makan, wastafel, dan tempat tidur ganda yang sedikit berukuran kecil di dalamnya.

Sementara kapsul yang lebih baru, "Melody" dan "Luna", terbuat dari kaca fiber dan memiliki fasilitas yang serupa. Keduanya dilengkapi tempat tidur ganda berukuran penuh yang dapat disimpan.

Setiap kapsul dapat diakses melalui tangga spiral yang melilit pohon. Perjalanan ke toilet di dasar akomodasi membutuhkan keberanian para tamu. Fasilitas ini tersedia untuk disewa dalam suhu serendah -20 derajat Celcius.

Bentuknya membuat perlengkapan di dalamnya harus didesain khusus, dan setiap detail kecil telah dibuat dengan cermat oleh Chudleigh, dari furnitur lipat berbahan walnut yang memaksimalkan ruang, hingga gagang pintu yang dibuat dari perunggu.

Kecil tapi menenangkan

Di dalam bangunan bergaya Brutalisme di Chinatown Singapura terdapat interior yang sangat tenang. Dibuka pada 2021 dan didasarkan pada estetika yang digambarkan sebagai "minimalis lembut", KINN Capsule menawarkan pendekatan Zen terhadap konsep kapsul, dengan dinding yang berwarna peachy yang menenangkan, dan kamar tidur kayu pucat yang dilengkapi dengan sprei putih.

Bahkan bau tempat ini tampak seperti penawar karena wewangian-wewangian khusus beraroma bunga liar hutan Nordic tersebar di udara. Total ada 72 kapsul dengan tirai blackout dan tersebar di tujuh kamar. Suasana hotel ini lebih terasa seperti hotel butik, dibandingkan hotel asrama.

Sebuah buku di waktu tidur

Renovasi rumah ladang tradisional yang terbuat dari lumpur dan kayu di Provinsi Zhejiang, China, membuat penginapan ini memenangkan penghargaan pada tahun 2019 ketika dibuka kembali sebagai hostel kapsul, toko buku, dan perpustakaan komunitas.

Hotel kapsul ini dapat menampung 20 orang di kompartemen berukuran tempat tidur tunggal yang sangat kecil, yang disembunyikan di antara rak-rak buku yang terbuat dari bambu. Sejumlah tangga kecil dihubungkan oleh tangga berkelok-kelok, mengingatkan pada jalur berkelok-kelok dari hutan Tonglu di sekitarnya.

Sulit untuk mengetahui mana yang lebih dramatis: cahaya dari panel transparan lantai-ke-plafon yang menerangi seperti katedral pada malam hari, atau pemandangan pegunungan yang rimbun yang terlihat dari panel itu.

Lemari berlambang hati

Di Oud Zuid, salah satu lingkungan paling mewah di Amsterdam, para tamu membayar untuk tidur di lemari. De Bedstee Hotel menawarkan konsep unik, yang diambil dari tradisi abad ke-17 dari bedstee Belanda (tempat tidur kotak), tempat tidur yang disembunyikan di balik pintu lemari untuk menciptakan sudut tidur yang nyaman.

Lantai satu hotel itu berdesain antik dan unik. Jendela-jendela lemari tempat tidurnya dibingkai oleh tirai berpola kotak-kotak kecil berwarna merah dan putih. Terdapat tangga kayu kecil untuk menjangkau lemari tidur ini di bagian atas.

Bersantailah di taman teras kecil di hotel itu atau berjalan kaki setengah jam ke Rembrandt House Museum di pusat kota untuk melihat beberapa tempat tidur kotak bersejarah.

Asli dan relatif mewah

Hotel lain dengan aromanya yang khas adalah Resol Poshtel di distrik Asakusa, Tokyo. Aromanya, yang meliputi oranye, chamomile, dan neroli, dikatakan dapat menginduksi "perasaan tenang nan lembut"–yang juga bermanfaat, mungkin, untuk kenyamanan tidur tamu-tamunya.

Terdapat tirai di antara kapsul Anda dan kapsul para pengunjung lainnya. Hotel ini menyediakan sisir, sandal, dan pisau cukur secara gratis.

Gaya era Edo–seperti pintu masuk melengkung dari kubikel tidur yang mengingatkan pada ruang upacara minum teh, dan mural Jepang tradisional di sekitar tempat tidur–menambah sedikit sentuhan warisan budaya pada gaya modern hotel ini.

Kuil Buddha tertua di kota ini, Sensō-ji, dapat diakses dengan berjalan kaki selama lima menit dari hotel ini. Begitu juga dengan jalan Nakamise-dori yang dihiasi lentera, tempat sederet toko berwarna-warni yang menjual suvenir dan makanan jalanan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini