Aqil adalah rekan dekat komandan tinggi Hizbullah Fuad Shukr yang tewas dalam serangan pesawat nirawak Israel pada 30 Juli lalu di pinggiran Kota Beirut.
Aqil tewas bersama pejuang pasukan khusus lainnya saat mereka sedang mengadakan pertemuan, menurut sumber keamanan Lebanon yang dikutip oleh Reuters.
Bersama Shukr, Aqil masuk dalam daftar sanksi AS karena afiliasinya dengan Hizbullah.
Baca juga: Ahmad Mahmoud Wahabi, Komandan Hizbullah Kedua yang Tewas dalam Serangan Israel di Beirut
Ia juga dicari oleh Washington karena perannya dalam pengeboman kedutaan AS di Beirut pada tahun 1983.
Wakil sekretaris jenderal Hizbullah Naim Qassem juga telah disebut-sebut sebagai salah satu target.
Tak lama setelah laporan awal AFP, outlet berita Al Mayadeen yang berafiliasi dengan Hizbullah, mengonfirmasi kematian Aqil.
Dalam sebuah pernyataan, Hizbullah memuji komandannya yang syahid dan kehidupan penuh berkah yang dijalaninya, yang penuh dengan perjuangan, kerja keras, luka, pengorbanan, risiko, tantangan, pencapaian, dan kemenangan.
Pernyataan tersebut selanjutnya menegaskan bahwa keinginan terbesar Aqil adalah untuk beribadah di Masjid Al-Aqsa dan hasrat terbesarnya adalah Al-Quds, Palestina.
Selain Aqil, Hizbullah juga mengkonfirmasi kematian komandan lainnya, yakni Ahmad Mahmoud Wehbe atau Haji Abu Hussein Samir.
Anak-Anak Turut Jadi Korban
Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan 14 orang tewas dalam serangan itu.
Beberapa laporan mengatakan sedikitnya lima dari para korban adalah anak-anak.
Lebih dari 66 orang terluka dan jumlah tersebut diperkirakan akan bertambah, kata kementerian tersebut.
Korban dibawa ke rumah sakit Bahman dan St George di Daihyeh dan rumah sakit St Therese di Hadath.
Serangan kali ini menambah beban rumah sakit yang sudah kewalahan akibat serangan pager dan walkie-talkie yang meledak pada hari Selasa dan Rabu.