Sementara itu, partai Likuid menggarisbawahi bahwa pilihan yang ada dalam menggantikan Gallant adalah mengangkat Sa'ar sebagai menteri keamanan atau sebagai menteri luar negeri menggantikan Yisrael Katz yang akan menjadi menteri keamanan.
Menurut mereka, opsi pertama memiliki peluang yang jauh lebih tinggi.
Meski telah mendapat jawaban dari Sa'ar, partai Likuid menegaskan mereka masih menginginkan Sa'ar untuk memperluas pemerintahan.
Tidak hanya itu, partai Likuid juga menganggap menyingkirkan Gallant akan menyelesaikan masalah wajib militer dengan kaum Haredim (Yahudi ultra-Ortodoks), dikutip dari Al Mayadeen.
Para pejabat mengindikasikan bahwa pemerintah yakin pendekatan keamanan Sa'ar lebih dekat dengan sebagian besar komponen pemerintah dibandingkan dengan Gallant.
Namun laporan tersebut dibantah oleh Netanyahu.
Baca juga: Eks Bos Mossad: Netanyahu Lebih Pilih Balas Dendam Ketimbang Bebaskan Tawanan Israel di Gaza
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membantah dengan tegas terkait perundingan dengan anggota parlemen oposisi Gideon Saar.
"Laporan tentang masalah negosiasi dengan Gideon Saar tidak benar," kata kantor Netanyahu, dikutip dari Al-Arabiya.
Sebagai informasi, Sa'ar, mantan anggota Partai Likud Netanyahu, adalah bagian dari pemerintahan darurat yang dibentuk pada awal perang di Jalur Gaza.
Namun ia mengundurkan diri pada bulan Maret setelah ia tidak dimasukkan dalam Kabinet Perang.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant