TRIBUNNEWS.COM - Militer Israel mengumumkan rencana untuk melakukan pemboman yang lebih intensif terhadap benteng pertahanan Hizbullah, Senin (23/9/2024).
Pengumuman tersebut muncul tak lama setelah Israel memulai apa yang disebutnya sebagai putaran baru serangan besar-besaran di seluruh Lebanon.
"Dalam waktu dekat, IDF akan terlibat dalam serangan besar-besaran dan tepat sasaran terhadap target-target teroris yang telah tersebar luas di seluruh Lebanon," kata juru bicara Pasukan Pertahanan Israel Laksamana Muda Daniel Hagari, mengutip NBC News.
Dalam pernyataan videonya, Hagari mengatakan Israel telah mulai menyerang target-target Hizbullah di seluruh negeri.
Pernyataan video tersebut Hagari juga menunjukkan peta 19 kota dan desa yang akan menjadi sasaran serangan brutal Israel diantaranya desa Wa'ba, Jibchit, Sharqia, Al-Namiriyeh, serta tepian Kfar Tebnit, Nabatiyeh El Faouqa, Deir El Zahrani, Roumine, Azza, dan sekitarnya.
Serangan ini tak luput menghantam kawasan Houmine El Faouqa dan Nabatieh El Faouqa, hingga ke wilayah pemukiman Al-Jamiat.
Menurut Hagari daerah-daerah itu perlu diserang lantaran digunakan oleh Hizbullah untuk memiliterisasi infrastruktur sipil.
Sementara menurut laporan media lokal NNA, puluhan serangan udara itu dilakukan Israel dengan menargetkan distrik Nabatiyeh, Lebanon bagian selatan.
Pada saat yang sama, NNA melaporkan penyerbuan intensif juga dilakukan Israel di area Lembah Bekaa yang ada di bagian timur Lebanon, dekat perbatasan Suriah, termasuk di area Baalbek dan pinggiran Hermel.
"Pesawat-pesawat tempur musuh melancarkan lebih dari 80 serangan udara dalam waktu setengah jam," sebut NNA dalam laporannya.
Laporan serupa juga di lontarkan Televisi Al-Manar milik Hizbullah.
Baca juga: Israel Mau Usir Paksa Massal Warga di Gaza Utara, IDF: Warga Lebanon Simpan Rudal-Rudal Hizbullah
Dalam siaran terbaru Al-Manar melaporkan rentetan serangan udara Israel menargetkan area pinggiran banyak kota dan desa di area selatan, dan Lembah Bekaa di area timur Lebanon.
Dari cuplikan rekaman video yang ditayangkan Al-Manar menunjukkan kepulan asap menjulang di area selatan Lebanon setelah Israel membombardir kawasan itu.
Israel Ultimatum Warga Lebanon Untuk Evakuasi Diri
Menyusul rentetan serangan yang dilakukan militer Israel, Hagari memperingatkan warga sipil di Lebanon selatan untuk menjauh dari posisi Hizbullah saat militer Israel meningkatkan serangan.
Tak hanya warga sipil, staf Kementerian Informasi Lebanon dan beberapa gedung di Beirut juga menerima panggilan telepon berisi rekaman suara berisikan perintah mengosongkan gedung guna menghindari serangan.
“Kami menyarankan warga sipil dari desa-desa Lebanon yang berada di dalam dan di samping bangunan dan area yang digunakan oleh Hizbullah untuk tujuan militer, seperti yang digunakan untuk menyimpan senjata, untuk segera keluar dari bahaya demi keselamatan mereka sendiri,” tegas Hagari, dalam sebuah konferensi pers.
Menurut Kantor Kementerian Informasi Lebanon, pesan peringatan ini dikirimkan Israel pada warga Lebanon melalui telepon hingga pesan singkat.
Adapun peringatan tersebut adalah yang pertama kali dikeluarkan oleh IDF di Lebanon, setelah konflik pecah pasca Hizbullah menyatakan dukungan untuk Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
Lebanon Pasang Status Bahaya 48 Jam
Konflik panas antara Israel dengan Hizbullah, mendorong Para pemimpin Lebanon mengeluarkan peringatan bahaya dalam 48 jam kedepan buntut risiko kekerasan dan eskalasi lebih lanjut.
"Ini akan menjadi 48 jam yang sangat, sangat, sangat berbahaya yang akan disaksikan negara ini untuk melihat bagaimana reaksinya nanti,” kata Menteri Ekonomi Lebanon, Amin Salam
"Serangan itu menciptakan reaksi yang sangat besar, bahkan dengan orang-orang di Lebanon yang menentang Hizbullah, sekarang mereka lebih mendukung Hizbullah," imbuhnya.
Terpisah, selama sepekan terakhir warga Lebanon terus mengalami ancaman teror bom.
Ancaman ini bermula setelah Pasukan keamanan internal Lebanon mengatakan, sejumlah perangkat komunikasi nirkabel meledak bersamaan di seluruh Lebanon, terutama di pinggiran selatan Beirut, benteng Hizbullah.
Adapun pager yang meledak adalah model terbaru yang dibawa oleh Hizbullah dalam beberapa bulan terakhir, kata tiga sumber keamanan.
Sehari pasca teror bom pager terjadi, rentetan ledakan kembali terjadi di seluruh Lebanon, bersumber dari perangkat komunikasi lain yakni walkie-talkie.
Kantor Berita Nasional Lebanon melaporkan perangkat komunikasi walkie-talkie meledak di markas Hizbullah di Beirut timur dan selatan serta di wilayah timur Bekaa.
Insiden ini menewaskan 20 orang dan melukai 450 orang lainnya.
Militan sayap Kanan Lebanon, Hizbullah menuding Israel sebagai dalang utama rentetan ledakan pager yang terjadi di Lebanon dan Suriah.
"Kami menganggap musuh Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas serangan kriminal ini yang menyebabkan beberapa orang menjadi martir (tewas), berdampak pada warga sipil, dan melukai banyak orang dengan berbagai jenis luka," kata kelompok militan Lebanon itu.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)