News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Klaim Siap Tingkatkan Tekanan, Israel Ancam Hizbullah: Mereka akan Terima Pukulan Lagi dan Lagi

Penulis: Nuryanti
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Pemboman di kota Tel Hai, sebelah barat Kiryat Shmona di Galilea Atas, Israel utara. Tentara Israel mengklaim siap mengambil langkah-langkah tambahan terhadap kelompok Hizbullah.

TRIBUNNEWS.COM - Kepala militer Israel, Herzi Halevi, mengatakan tentaranya siap meningkatkan tekanan terhadap Hizbullah dalam beberapa hari mendatang.

Hal ini disampaikan Herzi Halevi kepada wartawan pada Minggu (22/9/2024).

Herzi Halevi menegaskan, Israel berkomitmen untuk memulangkan puluhan ribu warga Israel yang mengungsi akibat pertempuran selama hampir setahun ke rumah mereka.

Ia mengklaim, Israel telah menimbulkan kerusakan berat terhadap Hizbullah dalam beberapa minggu terakhir.

Menurutnya, jika kelompok militan Lebanon tersebut belum belajar dari kesalahannya, “mereka akan menerima pukulan lagi dan lagi.”

Halevi menambahkan, militer Israel berada pada tingkat kesiapan yang tinggi.

Tentara Israel juga disebut siap untuk mengambil langkah-langkah tambahan dalam beberapa hari mendatang.

"Kami memiliki banyak kemampuan yang belum kami aktifkan," ujarnya, Minggu, dilansir AP News.

Israel-Hizbullah Saling Serang

Pada Minggu pagi waktu setempat, Hizbullah meluncurkan lebih dari 100 roket ke wilayah yang lebih luas dan lebih dalam di Israel utara.

Beberapa roket yang diluncurkan Hizbullah di antaranya mendarat di dekat Kota Haifa, Israel.

Baca juga: Presiden Israel Herzog Bantah Negaranya Dalang Ledakan Pager di Lebanon, Benar atau Ngibul?

Di sisi lain, Israel juga melancarkan ratusan serangan ke Lebanon.

Kedua belah pihak tampaknya semakin dekat ke arah perang habis-habisan setelah ketegangan meningkat selama berbulan-bulan.

Serangan roket Hizbullah memicu sirene serangan udara di Israel utara, yang menyebabkan ribuan orang berlarian ke tempat perlindungan.

Militer Israel mengatakan, roket telah ditembakkan "ke wilayah sipil," yang menunjukkan kemungkinan eskalasi setelah serangan sebelumnya ditujukan ke target militer.

Israel mengatakan, mereka melancarkan serangkaian serangan di Lebanon selatan selama 24 jam.

Serangan menghantam sekitar 400 lokasi militan, termasuk peluncur roket.

Letnan Kolonel Nadav Shoshani, juru bicara militer Israel, mengatakan serangan tersebut telah menggagalkan serangan yang lebih besar.

“Ratusan ribu warga sipil menjadi sasaran tembakan di sebagian besar wilayah utara Israel."

"Mereka menghabiskan malam dan pagi ini di tempat perlindungan bom,” katanya, Minggu, masih dari AP News.

“Hari ini kami melihat tembakan yang lebih dalam di Israel daripada sebelumnya," lanjutnya.

Baca juga: Militer Israel Ingin Terus Gempur Lebanon, tapi Presidennya Tolak Kobarkan Perang Lawan Hizbullah

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan, satu orang tewas dan lainnya terluka dalam serangan Israel di dekat perbatasan.

Serangan itu terjadi setelah serangan udara Israel di Beirut pada hari Jumat yang menewaskan sebanyak 45 orang, termasuk salah satu pemimpin tertinggi Hizbullah serta wanita dan anak-anak.

Diberitakan Al Jazeera, Hizbullah telah saling serang di perbatasan selatan Lebanon dengan Israel selama hampir setahun, sejak 8 Oktober 2023 ketika kelompok itu memulai serangannya untuk menghalangi Israel dari perangnya di Gaza.

Israel telah membalas tembakan, meningkatkan dan memperlambat serangannya terhadap salah satu kelompok tempur nonpemerintah yang paling berpengalaman di kawasan tersebut, yang dipersenjatai dengan baik dan teruji dalam pertempuran melawan Israel.

Konflik antara keduanya bukanlah hal baru, melainkan sudah terjadi hampir setengah abad.

Konflik Israel dan gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah memuncak dan mengarah ke perang skala besar sebagai imbas Perang Gaza. (khaberni/HO)

Update Perang Israel-Hamas

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 40 warga Palestina tewas dan 58 terluka dalam periode pelaporan 24 jam terakhir.

Setidaknya tujuh orang tewas dan banyak yang terluka akibat pemboman Israel terhadap Sekolah Kafr Qasim di kamp pengungsi Shati yang menampung ratusan orang terlantar.

Militer Israel melancarkan 400 serangan terhadap Lebanon pada hari Sabtu dan Hizbullah menembakkan roket ke pangkalan udara Ramat David dekat kota Haifa, dalam baku tembak terbesar sejak perang di Gaza dimulai.

Pasukan Israel yang bersenjata lengkap dan bertopeng menyerbu kantor Al Jazeera di Ramallah di Tepi Barat yang diduduki dan memberlakukan penutupan selama 45 hari dalam upaya terbaru mereka untuk membatasi liputan berita jaringan tersebut.

Al Jazeera menolak apa yang disebutnya sebagai "tindakan kejam dan tuduhan tidak berdasar yang diajukan oleh otoritas Israel untuk membenarkan penggerebekan ilegal ini".

Baca juga: Roket Hizbullah Hajar Israel, Pangkalan Udara Zionis Terbakar, Warga Panik Cari Tempat Berlindung

Wakil sekretaris jenderal Hizbullah Naim Qassem, yang tampil langka dalam pemakaman seorang komandan tinggi yang tewas dalam serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut pada hari Jumat, mengatakan kelompok tersebut telah memasuki "pertempuran perhitungan terbuka" dengan Israel.

Menteri Pertahanan Houthi di Yaman mengatakan kelompoknya siap meluncurkan lebih banyak rudal, termasuk rudal balistik hipersonik dan drone bermuatan bahan peledak, yang telah mereka gunakan sebelumnya untuk menargetkan Israel dalam mendukung Palestina.

Setidaknya tujuh orang tewas dan banyak yang terluka dalam pemboman Israel di Sekolah Kafr Qasim di kamp pengungsi Shati, yang menampung ratusan orang terlantar.

Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy menyerukan "gencatan senjata segera" setelah "eskalasi yang mengkhawatirkan" antara Israel dan Hizbullah Lebanon, karena meningkatnya ketegangan lintas perbatasan menyebabkan kekhawatiran akan perang habis-habisan.

Seorang mantan kepala dinas intelijen Mossad Israel menuduh pemerintah PM Israel Benjamin Netanyahu memprioritaskan balas dendam atas nyawa tawanan Israel yang masih ditahan di Gaza, menurut sebuah laporan.

Setidaknya 41.431 orang tewas dan 95.818 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.

Di Israel, jumlah korban tewas dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober sedikitnya 1.139 orang sementara lebih dari 200 orang ditawan.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini