TRIBUNNEWS.COM – Di tengah ketegangan akibat serangan brutal Israel di sejumlah markas Hizbullah, pemerintah Lebanon memerintahkan sekolah-sekolah di wilayah timur dan selatan untuk menutup semua aktivitasnya.
Peringatan tersebut juga berlaku untuk sejumlah sekolah negeri atau swasta yang berada di pinggiran selatan Ibu Kota Beirut.
Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Pendidikan Lebanon, Abbas Halabi yang memerintahkan penutupan sekolah selama dua hari kedepan menyusul serangan Israel yang semakin intensif.
Pasca pengumuman itu dirilis, beberapa sekolah swasta di Beirut meminta orang tua murid untuk menjemput anak-anak mereka mengingat kemungkinan adanya pemogokan di kota tersebut.
Jalanan di kawasan perkotaan dilaporkan macet total, dipadati puluhan siswa sekolah menengah dengan kemeja polo biru muda yang menunggu kerabat mereka untuk menjemput mereka.
“Penutupan sekolah dilakukan karena situasi keamanan dan militer yang menimbulkan bahaya bagi pergerakan para siswa," jelas Halabi, mengutip New York Times.
Penangguhan aktivitas belajar mengajar juga diterapkan Universitas Lebanon, satu-satunya universitas negeri yang didanai oleh negara.
Dalam keterangan resminya, Universitas Lebanon mengumumkan bahwa mereka akan menangguhkan perkuliahan di tiga kota di Lebanon Selatan akibat serangan Israel, berlaku mulai Senin (23/9/2024).
Adapun cabang Universitas Lebanon yang akan ditutup diantaranya berada di Sidon, Nabatiyeh, dan Tyre.
Rektor Universitas Lebanon, Bassam Badran, mengatakan keputusan ini diambil mengacu pada ketidakstabilan yang disebabkan oleh serangan Israel yang terus berlanjut, serta untuk memastikan keselamatan mahasiswa, dosen, dan staf.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Lebanon pada Senin telah meminta rumah sakit di bagian selatan dan timur untuk menghentikan semua operasi yang tidak mendesak guna menangani korban luka akibat serangan gencar Israel.
"Kami meminta semua rumah sakit di distrik Lebanon selatan dan timur untuk menghentikan semua operasi yang tidak mendesak guna memberi ruang untuk merawat yang terluka akibat meluasnya agresi Israel ke Lebanon," ungkap Kementerian Kesehatan Lebanon.
Baca juga: Israel Mau Usir Paksa Massal Warga di Gaza Utara, IDF: Warga Lebanon Simpan Rudal-Rudal Hizbullah
Israel Bombardir 300 Markas Hizbullah
Adapun penutupan sekolah dilakukan pemerintah Lebanon di tengah meningkatnya serangan yang Israel terhadap beberapa wilayah yang dituding menjadi markas-markas militan Hizbullah.
Militer Israel mengklaim, pihaknya telah menargetkan lebih dari 300 situs Hizbullah di Lebanon dalam gelombang serangan udara selama 24 jam terakhir.
“Sejauh ini lebih dari 300 situs Hizbullah telah menjadi sasaran sejak Senin pagi," kata Militer Israel dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.
Militer Israel mengungkap, lebih dari 150 serangan udara diluncurkan dalam waktu sejam antara pukul 06.30 hingga 07.30 waktu setempat.
Kemudian serangan susulan kembali digelar dengan menargetkan kelompok militan Hizbullah yang berada di Lebanon.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan bahwa sedikitnya 50 orang tewas dan lebih dari 300 orang terluka akibat gelombang serangan Israel di wilayah selatan negara itu.
Anak-anak, wanita, dan petugas kesehatan termasuk di antara korban, kata kementerian tersebut.
Israel Ultimatum Warga Lebanon Untuk Evakuasi Diri
Menyusul rentetan serangan yang dilakukan militer Israel, Hagari memperingatkan warga sipil di Lebanon selatan untuk menjauh dari posisi Hizbullah saat militer Israel meningkatkan serangan.
Tak hanya warga sipil, staf Kementerian Informasi Lebanon dan beberapa gedung di Beirut juga menerima panggilan telepon berisi rekaman suara berisikan perintah mengosongkan gedung guna menghindari serangan.
“Kami menyarankan warga sipil dari desa-desa Lebanon yang berada di dalam dan di samping bangunan dan area yang digunakan oleh Hizbullah untuk tujuan militer, seperti yang digunakan untuk menyimpan senjata, untuk segera keluar dari bahaya demi keselamatan mereka sendiri,” tegas Hagari, dalam sebuah konferensi pers.
Menurut Kantor Kementerian Informasi Lebanon, pesan peringatan ini dikirimkan Israel pada warga Lebanon melalui telepon hingga pesan singkat.
Adapun peringatan tersebut adalah yang pertama kali dikeluarkan oleh IDF di Lebanon, setelah konflik pecah pasca Hizbullah menyatakan dukungan untuk Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
PM Lebanon Kecam Israel
Menyusul rentetan serangan yang menargetkan wilayahnya, Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengecam “rencana destruktif” oleh Israel terhadap Lebanon.
Ia mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Majelis Umum PBB, serta negara-negara yang berpengaruh untuk mencegah agresi Israel.
“Agresi Israel yang terus berlanjut di Lebanon adalah perang pemusnahan dalam segala hal dan sebuah rencana destruktif yang bertujuan untuk menghancurkan desa-desa dan kota-kota Lebanon,” kata Mikati dalam sebuah pertemuan kabinet.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)