TRIBUNNEWS.COM - Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam berduka atas kematian komandan lapangan Hussein al-Nader dalam serangan Israel di Lebanon pada Senin (23/9/2024).
"Kami membawa jenazah komandan lapangan Brigade Al-Qassam, Hussein Mahmoud Al-Nader, "Abu Saleh", dari Jdeidet Marjayoun - Lebanon selatan, yang tewas sebagai martir selama Pertempuran Banjir Al-Aqsa, kemarin, Senin, menyusul pembunuhan yang dilakukan oleh pesawat Zionis selama agresi brutal terhadap saudaranya di Lebanon," kata Hamas dalam pernyataannya, Senin malam.
Brigade Al-Qassam menegaskan komitmennya untuk melanjutkan jalur perlawanan sampai pembebasan dan pemberantasan pendudukan Israel.
"Kami berjanji kepada Allah Yang Maha Kuasa dan kami berjanji kepada rakyat dan bangsa kami untuk melanjutkan jalur perlawanan dan darah para martir akan tetap menjadi mercusuar yang menerangi jalan menuju pembebasan dan mengejar entitas rapuh ini sampai terhapus dari tanah kami dan tempat suci kami, Insya Allah," tambahnya.
Hamas Tembakkan 40 Roket dari Lebanon
Sebelumnya, Brigade Al-Qassam mengatakan mereka menembakkan 40 roket dari wilayah Lebanon kemarin ke lokasi-lokasi di Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.
“Kami membom Carmel, Penjara Damoun, dan Nesher dengan 40 rudal dari wilayah Lebanon," kata Brigade Al-Qassam dalam sebuah pernyataan singkat kemarin.
Kelompok perlawanan itu sebelumnya menembakkan rudal dari Lebanon selatan ke pemukiman Israel.
Sebelumnya, Brigade Al-Qassam menyiarkan adegan tembakan rudal yang menghujani sasaran militer Israel.
Pada hari Senin, Hamas mengatakan serangan Israel adalah agresi biadab dan menyatakan dukungannya untuk kelompok perlawanan di Lebanon.
“Agresi biadab yang meluas ini adalah kejahatan perang," kata Hamas dalam pernyataannya kemarin, seperti diberitakan Al Ghad.
Baca juga: Israel Buat Ulah Baru, Serangan Udara IDF ke Lebanon Tewaskan 356 Warga, Anak-Anak Ikut jadi Korban
“Kami menegaskan solidaritas kami dan berdiri bersama saudara-saudara di Hizbullah dan saudara-saudara Lebanon dalam menghadapi agresi brutal ini," lanjutnya.
Hamas meminta Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengadili dan menangkap para pemimpin entitas Zionis sebagai penjahat perang.
"Pemerintah Amerika Serikat (AS) bertanggung jawab penuh atas pembantaian yang sedang berlangsung yang dilakukan oleh pendudukan dan pemerintahan Nazi-Zionis (Israel) di Palestina dan Lebanon, karena agresi ini tidak akan terjadi tanpa dukungan dan perlindungan terbuka dari Amerika," menurut pernyataan tersebut.
Pernyataan Hamas ini muncul di tengah berlanjutnya serangan kekerasan Israel di Lebanon, yang sejak kemarin pagi telah menyebabkan kematian lebih dari 356 orang dan melukai 1.645 orang.