“Setiap rumah yang kami serang di Lebanon berisi senjata Hizbullah,” kata Daniel Hagari dalam pernyataan yang disiarkan di televisi.
“Kami akan menyerang senjata strategis Hizbullah di wilayah Lembah Bekaa, dan warga sipil di sana harus pergi," lanjutnya.
Ia mengatakan rumah-rumah di Lembah Bekaa berisi rudal dan drone, yang akan diserang oleh tentara Israel sebelum meluncurkannya ke Israel.
"Pemandangan yang datang dari Lebanon selatan adalah ledakan sekunder senjata Hizbullah, yang meledak di dalam rumah. Ada senjata di setiap rumah yang kami serang. Ada roket, peluru, dan drone yang dirancang untuk membunuh warga sipil Israel," klaimnya, seperti diberitakan Aawsat.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung perlawanan Palestina, Hamas, dan terlibat pertempuran dengan Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.
Hizbullah bersumpah akan berhenti menyerang Israel jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 41.455 jiwa dan 95.878 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (23/9/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel