"Melalui pertemuan tersebut, kami akan fokus pada upaya memulai putaran baru pembicaraan mengenai pakta nuklir," sambungnya dalam pesan video yang dipublikasikan melalui saluran Telegram-nya tersebut.
Ia menambahkan bahwa keinginan Iran untuk membahas negosiasi nuklir tersebut telah disampaikan langsung kepada perwakilan dari Swiss melalui sebuah "deklarasi umum kesiapan".
Meski demikian, Abbas meyakini kesepakatan nuklir dalam pembicaraan ini nantinya bakal sulit untuk diraih dengan tempo singkat.
Hal ini terjadi mengingat tensi hubungan internasional yang terjadi di regional timur tengah saat ini begitu panas
"Pengembalian atau pembicaraan terkait kesepakatan nuklir kali ini lebih rumit dan sulit dibandingkan sebelumnya." terang Abbas.
Sebelumnya di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, Iran sempat menyepakati pakta nuklir dengan enam negara besar dunia yakni Tiongkok, Prancis, Jerman, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat.
Di dalam kesepakatan yang ditandatangani pada tahun 2015 tersebut, Iran menyepakati pengurangan program nuklirnya yang dipermasalahkan oleh AS dan sekutunya.
Sebagai imbalan atas kesepakatan tersebut, sanksi internasional yang diberikan pada Iran kala itu dihilangkan.
Baca juga: Iran Diklaim Terlibat dalam Pembelian Ribuan Pager Hizbullah yang Meledak, Muncul Pertanyaan Besar
Namun sayang, pakta tersebut menemui jalan buntu setelah Trump memutuskan agar AS menarik diri pada tahun 2018.
Belajar dari pengalaman tersebut, Iran kini menegaskan bahwa pihaknya enggan untuk membuat kembali kesepakatan nuklir bila AS terlibat langsung.
Hal ini disampaikan oleh Abbas Araqchi yang mengatakan dirinya tidak akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken untuk membahas kesepakatan nuklir jilid baru ini.
"Saya tidak percaya akan ada manfaat bila kita mengadakan dialog itu (dengan AS)." ungkap Abbas.
Abbas juga menilai saat ini Iran dan AS tak memiliki satupun kesamaan visi ataupun misi yang dapat digunakan sebagai fondasi untuk digelarnya pertemuan langsung antar kedua negara.
"Sebelumnya memang ada pertemuan seperti itu dengan AS, tetapi untuk saat ini tidak ada asas yang sesuai untuk mendasari pertemuan."
"Yang jelas Kami masih jauh dari upaya pembicaraan langsung dengan AS," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Bobby)