"Indonesia tidak bisa, saya ulangi, tidak bisa, berdiam diri dan bersantai melihat ketidakadilan yang terus terjadi terhadap rakyat Palestina."
"Indonesia selalu dan akan selalu berdiri bersama rakyat Palestina untuk memperjuangkan hak mereka untuk memiliki negara Palestina yang merdeka," kata Retno Marsudi, dikutip dari kemlu.go.id.
Retno Marsudi kemudian melaporkan lebih dari 41 ribu orang di Gaza telah terbunuh, situasi di Tepi Barat, Lebanon, semakin memburuk.
"Apakah itu tidak cukup? Apakah Dewan Keamanan hanya akan mengambil tindakan untuk menghentikan kekejaman Israel."
"Ketika semua warga Palestina mengungsi? Atau ketika seratus ribu warga Palestina terbunuh? Atau ketika konflik bersenjata regional meletus? Itu sudah terlambat!," tegasnya.
Retno Marsudi dalam pidatonya juga mempertanyakan pernyataan dari Netanyahu.
PM Israel sempat menyebut negaranya sedang mencari dan mendambakan perdamaian.
"Benarkah? Bagaimana kita bisa percaya pernyataan itu? Kemarin, saat ia berada di sini, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya di Beirut."
"PM Netanyahu ingin perang terus berlanjut.Kita harus menghentikannya."
"Saya ulangi, kita harus menghentikannya. Kita harus menekan Israel untuk kembali ke solusi politik untuk solusi dua negara," lanjutnya.
Baca juga: Israel Terus Serang Hizbullah, Macron Sebut Netanyahu Keliru jika Tolak Gencatan Senjata di Lebanon
Di akhir pidatonya, Retno Marsudi lagi-lagi menekankan peran Indonesia untuk mewujudkan perdamaian dunia.
Ia menyebut, perdamaian, keadilan, dan kemanusiaan akan selalu menjadi inti dari politik luar negeri Indonesia.
Indonesia memahami bahwa kepemimpinan global bukanlah sesuatu yang diwariskan atau jatuh dari langit.
"Kepemimpinan global harus diraih melalui usaha bersama. Yakinlah bahwa komitmen Indonesia terhadap perdamaian bersama, kesejahteraan bersama, dan keamanan bersama akan terus berlanjut di pemerintahan Indonesia berikutnya.
"Dengan semangat inilah saya dengan bangga mengumumkan pencalonan Indonesia untuk kursi tidak tetap di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk periode 2029-2030.
Pencalonan ini mencerminkan komitmen mendalam kami untuk berkontribusi terhadap perdamaian dan keamanan global," tutupnya.
(Tribunnews.com/Endra)