TRIBUNNEWS.COM - Sikap Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu dalam menyikapi konflik antara negaranya dengan kelompok militan Lebanon, Hizbullah terbilang tidak menentu.
Sebelumnya, Netanyahu sempat menyetujui adanya gencatan senjata terkait konflik Israel-Lebanon dalam rangka menyikapi seruan serupa yang disampaikan Amerika Serikat (AS) dan Prancis.
Sebagai informasi, AS dan Prancis menyerukan agar gencatan senjata direalisasikan selama 21 hari.
Namun, Netanyahu enggan untuk menyetujui seruan tersebut.
Kendati tetap setuju adanya gencatan senjata, namun Netanyahu hanya ingin hal tersebut dilakukan selama tujuh hari.
Hal ini disampaikan oleh pemimpin partai Yesh Atid yang merupakan oposisi di Israel, Yair Lapid.
Menurut Lapid, Netanyahu hanya setuju gencatan senjata dilakukan selama tujuh hari agar Hizbullah tidak dapat memulihkan sistem komandonya.
Tak cuma itu, dia juga menyebut Netanyahu memberikan syarat lain agar gencatan senjata bisa terjadi yaitu dengan ditariknya pasukan Hizbullah dari perbatasan utara Israel.
"Negara Israel harus mengumumkan pagi ini bahwa mereka menerima proposal gencatan senjata Biden-Macron, tetapi hanya untuk tujuh hari agar Hizbullah tidak dapat memulihkan sistem komando dan kendalinya. Kami tidak akan menerima proposal apa pun yang tidak mencakup pemindahan Hizbullah dari perbatasan utara kami," tulis Lapid di akun X pribadinya pada Kamis (26/9/2024), dikutip dari The Guardian.
Baca juga: Tank-Tank Israel Sudah di Perbatasan, Siap Merangsek Lebanon, Netanyahu Bersumpah Gempur Hizbullah
Selain itu, gencatan senjata bisa terjadi jika permintaan Netanyahu soal warganya kembali dari perbatasan Lebanon bisa terwujud.
"Setiap pelanggaran - bahkan sekecil apapun - terhadap gencatan senjata, akan menyebabkan Israel menyerang lagi dengan kekuatan penuh dan di semua wilayah Lebanon," sambung Lapid.
Netanyahu Berubah Pikiran soal Gencatan Senjata, Dipengaruhi 3 Menterinya
Dikutip dari surat kabar Israel, Haaretz, Netanyahu justru berubah pikiran terkait gencatan senjata tersebut.
Dalam perjalanannya ke New York, AS untuk menghadiri Sidang Majelis Umum PBB, Netanyahu justru enggan untuk merealisasikan gencatan senjata.