Melalui unggahan X milik Netanyahu, disebutkan bahwa untuk mempercepat serangan, PM Israel itu memerintahkan militer untuk terus menyerang Lebanon dengan kekuatan penuh.
Pernyataan itu diunggah di akun media sosial X milik Benjamin Netanyahu,
"Berita tentang gencatan senjata tidak benar," tegas Netanyahu di X, Kamis (26/9/2024), lapor The Times of israel.
Tewasnya Petinggi Hizbullah
Serangan Israel di Beirut hari Jumat (27/9/2024), menewaskan Hassan Nasrallah, kepala kelompok militan Lebanon, Hizbullah, yang telah dipersenjatai dan dibiayai oleh Republik Islam selama bertahun-tahun.
Iran juga telah berjanji untuk membalas pembunuhan Abbas Nilforoushan, seorang komandan tinggi Pasukan Quds, sayap operasi luar negeri Korps Garda Revolusi Islam Iran, yang tewas bersama pemimpin Hizbullah pada hari Jumat (27/9/2024)
Sebelumnya pada hari Senin (30/9/2024), Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengunjungi kantor Hizbullah di Teheran "untuk memberi penghormatan" kepada Nasrallah, menurut situs web pemerintah.
Pemimpin tertinggi Ali Khamenei -- yang memegang keputusan akhir dalam semua masalah negara di Iran -- telah bersumpah bahwa kematian Nasrallah "tidak akan sia-sia."
Khamenei mengatakan Israel "terlalu lemah untuk menyebabkan kerusakan signifikan pada pembangunan kokoh Hizbullah di Lebanon"dan menyerukan "Poros Perlawanan" untuk berdiri bersama Hizbullah.
"Lebanon akan membuat agresor dan musuh jahat menyesal," katanya.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)