Tetapi para kritikus telah mencatat bahwa pemerintah AS terus menawarkan dukungan militer dan diplomatik yang teguh kepada Israel.
Washington memberi Israel sedikitnya $3,8 miliar bantuan militer setiap tahunnya, dan Biden telah memberikan lampu hijau sebesar $14 miliar dalam bantuan tambahan kepada sekutu AS itu sejak perang Gaza dimulai pada bulan Oktober tahun lalu.
Dalam komentar pertamanya mengenai serangan Iran, Biden mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintahannya tengah melakukan “diskusi aktif” dengan Israel mengenai tanggapannya.
“Serangan itu tampaknya telah dikalahkan dan tidak efektif,” kata presiden AS, seraya menambahkan bahwa “Amerika Serikat sepenuhnya, sepenuhnya, sepenuhnya mendukung Israel”.
'Konsekuensi yang parah'
Sebelumnya pada hari Selasa, Gedung Putih mengatakan bahwa Biden telah “memerintahkan militer AS untuk membantu pertahanan Israel terhadap serangan Iran dan menembak jatuh rudal yang menargetkan Israel”.
Pentagon juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan mitranya dari Israel Yoav Gallant telah membahas "konsekuensi berat bagi Iran jika Iran memilih untuk melancarkan serangan militer langsung terhadap Israel".
Pernyataan itu tidak merinci apa saja konsekuensinya.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada Selasa sore bahwa dukungan pemerintahan Biden terhadap keamanan Israel tetap “kuat”.
"Kami akan terus mendukung rakyat Israel di saat kritis ini," kata Matthew Miller kepada wartawan.
Namun menurut Jarrar, analis di DAWN, kebijakan "cek kosong" pemerintahan Biden terhadap Israel adalah penyebab eskalasi saat ini. "Pemerintahan Biden tidak berfungsi dan tidak ada seorang pun di belakang kemudi. Tidak ada kepemimpinan sama sekali," katanya.
"Pemerintahan ini sama sekali tidak ada. Mereka memberi Israel 100 persen apa yang mereka inginkan, dari senjata dan uang, dan mereka dapat memberikan tekanan 0 persen pada Israel. Netanyahu mendapatkan semua yang dia inginkan, tetapi dia tidak perlu membayar harga untuk apa pun.
"Apa yang kita lihat hari ini adalah hasil dari kegagalan kepemimpinan AS di Timur Tengah dan Afrika Utara. Kawasan ini secara resmi telah memasuki perang regional berskala penuh."
Khalil Jahshan, direktur eksekutif Arab Center Washington DC, juga mengatakan dukungan tanpa syarat pemerintahan Biden terhadap pemerintahan Netanyahu membawa seluruh kawasan ke "wilayah yang tidak diketahui".
Setahun sejak perang Gaza dimulai, Jahshan mengatakan kepada Al Jazeera bahwa AS telah menunjukkan “dukungan buta total” tidak hanya untuk kebijakan Israel, tetapi juga “untuk tindakan berlebihan Israel”.
“Ini adalah hasil dari kebijakan sepihak yang menolak menerima unsur rasionalitas apa pun sejak awal konflik ini,” katanya.
Sumber : Al Jazeera