Jake Sullivan, penasihat Gedung Putih, mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintahan AS menegaskan bahwa akan ada konsekuensi berat atas serangan itu.
AS akan bekerja sama dengan Israel untuk mewujudkannya, ujarnya.
Di sisi lain, Iran telah memperingatkan Israel agar tidak menanggapi serangannya, mengancam akan meluncurkan rudal lebih lanjut ke negara itu jika membalas.
Raed Jarrar, direktur advokasi di lembaga pemikir DAWN yang berbasis di AS, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Timur Tengah sekarang berada dalam perang regional skala penuh.
Perang seperti ini tidak akan berakhir tanpa perubahan dalam kebijakan Amerika.
"Ini tidak akan berhenti tanpa Amerika Serikat bersikap tegas dan berkata, 'Kami tidak akan mengirim lebih banyak senjata ke Israel. Kami tidak akan mendanai dan membantu kejahatan Israel,'" katanya.
Omar Rahman, seorang peneliti di Middle East Council on Global Affairs, berpendapat bahwa Israel pasti akan menanggapi.
"Anda akan melakukan tindakan pembalasan, bolak-balik, yang memicu perang yang lebih besar," katanya kepada Al Jazeera.
Rahman menambahkan bahwa Israel telah mencoba untuk "mengundang" perang ini melalui tindakannya selama beberapa bulan terakhir.
"Israel mampu melakukan penghancuran besar-besaran, seperti yang kita lihat di Lebanon," ujarnya.
"Israel mampu melakukan tindakan intelijen yang besar dan melancarkan perang yang benar-benar menghancurkan."
Baca juga: Israel Digempur Iran dengan Ratusan Rudal, Diancam Diserang Lagi jika Berani Balas Serangan Iran
"Iran, menurut saya, sudah mencoba untuk menghindarinya, tetapi negara itu sedang menuju semacam perang dengan Israel."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)