TRIBUNNEWS.COM - Seorang juru bicara militer Israel mengumumkan penemuan terowongan Hizbullah dan menunjukkan klip video yang diklaim diambil oleh tentara Israel di sebuah terowongan di bawah sebuah rumah di Lebanon selatan.
"Tentara menghancurkan beberapa terowongan Hizbullah dalam operasi darat dan udara di desa-desa di Lebanon selatan," kata laporan tersebut.
Israel mengklaim invasi darat itu bertujuan untuk melucuti kemampuan militer Hizbullah dan mengatakan akan menyelesaikannya secepat mungkin.
Tentara Israel menegaskan tidak akan menginvasi Kota Beirut atau kota-kota di Lebanon selatan.
Di sisi lain, tentara Israel mengatakan mereka siap menghadapi serangan apa pun dari Iran, Lebanon, Irak, atau Houthi Yaman.
"Tentara akan menggagalkan serangan terhadap Israel dengan pertahanan dan serangan," kata juru bicara itu, seperti diberitakan Yedioth Ahronoth.
Hizbullah belum memberikan tanggapan terkait klaim Israel soal penemuan terowongan tersebut.
Israel Klaim Tak Niat Duduki Lebanon
Seorang pejabat senior Israel mengatakan invasi darat tentara Israel tidak bertujuan untuk menduduki Lebanon selatan.
Ia mengklaim serangan itu bertujuan untuk menghancurkan posisi Hizbullah, terowongan, landasan peluncuran rudal dan infrastruktur militer lainnya di desa-desa dekat perbatasan.
"Operasi darat dimulai di wilayah terbatas di bagian timur perbatasan, dan akan berlanjut secara bertahap di wilayah lain. Idenya adalah untuk menciptakan perimeter keamanan di sisi perbatasan Lebanon, yang hanya dapat dimasuki oleh tentara Lebanon atau Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL)," katanya, Selasa (1/10/2024).
Baca juga: AS Dukung Invasi Israel di Lebanon Selatan dengan Dalih Kalahkan Hizbullah
“Kami tidak punya niat untuk tenggelam dalam lumpur Lebanon… Kami akan masuk dan keluar pada akhirnya. Ini adalah operasi taktis yang terbatas dalam waktu dan ruang lingkup," lanjutnya.
Eskalasi Israel dimulai dengan serangan rahasia yang meledakkan pager dan radio dari jarak jauh pada pertengahan September lalu.
Israel mengumumkan invasi ke Lebanon selatan setelah membunuh Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, dan komandan front selatan Hizbullah, Ali Karaki, melalui serangan udara di distrik Dahiya, pinggiran kota Beirut, Lebanon, Jumat (27/9/2024).
Pada Senin (23/9/2024), Israel memulai serangan skala besar di Lebanon selatan dengan dalih menargetkan basis militer Hizbullah.