News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei: Kehadiran AS dan Eropa di Timur Tengah adalah Penyebab Perang

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengatakan kehadiran AS dan Eropa di Timur Tengah adalah penyebab perang.

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, mengatakan akan menangani masalah Jalur Gaza dan Lebanon.

Menurutnya, kehadiran Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Eropa di Timur Tengah adalah penyebab perang di kawasan itu.

"Saya akan menangani masalah Gaza dan Lebanon, InsyaAllah, jika saya memiliki sisa seumur hidup," kata Ali Khamenei, Rabu (2/10/2024).

"Dasar permasalahan di kawasan ini adalah kehadiran orang-orang seperti AS dan beberapa negara Eropa yang memalsukan perdamaian dan ketenangan," tambahnya.

“Kehadiran Amerika Serikat dan negara-negara Eropa di kawasan kita adalah dasar dari masalah dan penyebab perang ini," lanjutnya.

Ali Khamenei mengatakan jika AS dan Eropa meninggalkan kawasan itu maka perang akan berakhir.

“Jika Amerika dan negara-negara Eropa menghilangkan kejahatan mereka dari wilayah ini, tidak diragukan lagi, konflik-konflik ini, peperangan ini, dan pertemuan ini akan hilang sama sekali," ujarnya.

"Negara-negara di wilayah ini akan mampu mengatur diri mereka sendiri, mengatur wilayah mereka dan hidup bersama dalam damai dan kesejahteraan," lanjutnya.

Menurutnya, kehadiran AS dan Eropa mengganggu kestabilan di kawasan itu.

"Suatu hari mereka memprovokasi suatu negara, mereka memprovokasi seseorang seperti (Presiden Irak) Saddam, kasus-kasus sulit dan pahit muncul, suatu hari dia pergi," katanya.

"Kehadiran pihak-pihak yang menyimpang dari perdamaian kawasan dan berbohong, kehadiran mereka menjadi basis utama permasalahan kawasan ini," lanjutnya, seperti diberitakan Tasnim.

Baca juga: Iran Mengatakan Tindakan Terhadap Israel Telah Berakhir kecuali Jika Israel Melakukan Pembalasan

Ia berharap Iran dapat mengurangi keterlibatan negara-negara itu di Timur Tengah.

"Kami berharap dengan rahmat Tuhan, dengan usaha keras bangsa Iran dan dengan bantuan inspirasi Revolusi Islam dan kerjasama negara-negara lain, kita dapat mengurangi kejahatan musuh-musuh dari kawasan ini," ujarnya, dikutip dari Raialyoum.

Selain itu, Ali Khamenei mengatakan ia akan memberikan pernyataan tentang pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, dalam serangan udara Israel di distrik Dahiya, pinggiran selatan Beirut, Lebanon, Jumat (27/9/2024).

“Saya ingin mengatakan sesuatu tentang hilangnya Sayyed Hassan Nasrallah dan apa yang terjadi sedang terjadi di Lebanon, dan saya akan segera menyampaikannya," katanya.

Setidaknya, Iran meluncurkan 180 rudal dalam serangan balasannya terhadap Israel pada Selasa malam.

Serangan itu menargetkan pangkalan Mossad, pangkalan udara Hatzrim dan Nevatim, radar, dan pusat perakitan tank Israel.

Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan serangan balasan itu untuk merespon Israel atas pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah dan sejumlah petinggi militer IRGC.

Sementara itu, Israel bersama AS dan sekutunya menuduh Iran mendanai kelompok perlawanan seperti Hizbullah, Hamas, Kataib Hizbullah, Jihad Islam Palestina (PIJ), dan kelompok lain di Suriah, Irak, dan Lebanon untuk melawan Israel dan sekutunya di kawasan itu.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 41.638 jiwa dan 96.460 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (2/10/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Jazeera.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini