News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kunjungan Zakir Naik Dikhawatirkan Picu Ketegangan Sektarian di Pakistan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kunjungan Zakir Naik Dikhawatirkan Picu Ketegangan Sektarian di Pakistan

Ranjan secara khusus menyoroti bahwa di masa lalu, dakwah-dakwah Naik telah mendorong banyak orang untuk melakukan kekerasan terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau bahkan memprovokasi pengikutnya untuk melawan mereka yang memiliki keyakinan berbeda.

"Pakistan saat ini sudah banyak menghadapi aksi kekerasan terkait masalah sosial dan politik, dan memberikan ruang kepada Naik hanya akan menambah ketegangan yang sudah ada,” kata Ranjan kepada DW.

Sementara Hoodboy mengatakan: "Sebagai penyebar ujaran kebencian, Zakir Naik telah dilarang masuk ke beberapa negara termasuk India. Dengan memberikan sambutan yang meriah kepadanya, Pakistan justru mengumumkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk merangkul fundamentalisme dan bersedia mengesampingkan opini global."

Shirazi, seorang komentator politik dan sosial, mengemukan pendapat berbeda.

"Saya rasa hal ini tidak akan membuat hubungan kedua negara menjadi lebih tegang, karena hubungan keduanya sudah memanas,” katanya, seraya menambahkan bahwa Naik cukup berhati-hati untuk tidak menyebut wilayah Kashmir yang disengketakan dalam tanggapannya, yang mungkin menunjukkan bahwa, ”ia tidak ingin menciptakan kontroversi yang dapat memperburuk hubungan Pakistan dan India.”

Naik selama ini telah menjadi kontroversi karena pemahaman Islam puritannya dan dakwah-dakwahnya, yang menurut laporan media, merekomendasikan hukuman mati bagi mereka yang meninggalkan Islam.

Kekhawatiran akan hubungan sektarian di Pakistan

Beberapa ahli juga berpendapat dakwah Naik di Pakistan berpotensi mengobarkan sentimen ekstremis.

"Masyarakat Pakistan terdiri dari berbagai sekte dan cukup religius, di mana beberapa di antaranya mengikuti berbagai aliran Islam,” kata Ranjan. "Pandangan Naik mungkin akan mengganggu hubungan sektarian di Pakistan dan beberapa sekte tertentu, karena adanya perbedaan pandangan.”

Naik, yang saat ini tinggal di Malaysia, sebelumnya telah meminta maaf setelah membuat pernyataan yang cukup sensitif secara rasial. Pada Agustus 2019, polisi Malaysia melarangnya berdakwah di depan umum dan bahkan menginterogasinya selama berjam-jam atas komentarnya tersebut.

"Dengan Saudi yang telah berpaling dari Islam ortodoks, Pakistan kini secara aktif berusaha untuk menjadi pelindungnya. Mengundang Naik sebagai tamu negara adalah sebuah langkah menuju itu. Dalam prosesnya, hal ini kemungkinan akan semakin merusak keseimbangan kekuatan sektarian di dalam negeri,” kata Hoodbhoy.

Shirazi di sisi lain menyimpulkan bahwa ia tidak yakin Naik akan membahas isu-isu sektarian.

"Menurut saya, kunjungannya ke Pakistan juga menunjukkan bahwa ia berusaha memperbaiki citranya karena ia telah menghadapi kritik keras dari kelompok-kelompok tertentu di masa lalu,” kata Shirazi kepada DW.

Artikel ini diadaptasi dari bahasa Inggris

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini